Minggu, 06 November 2011

First Experience Bali-Lombok

#welcome to bali
Pukul 23:30 WITA pesawat indonesia airasia yang membawa saya dari jakarta, mendarat mulus di landasan bandara internasional i gusti ngurahrai bali. Bali.... ya ahirnya ke sampaian juga ke pulau dewata ini, satu cita-cita telah berhasil ku petik lagi,,ahahahah
Begitu turun dari pesawat n melangkahkan kaki memasuki bandara, rasanya sedikit aneh. Untuk ukuran sebuah bandara internasional, ini sangat jauh dari kesan bagus. Ruang tunggu pengambilan bagasi pun sangat kecil, di tambah lagi langi-langit bandara yang sangat rendar seolah mempertajam kesan kumuh dari bandara ini,mungkin karena ini terminal kedatangan dalam negri kali ya. Di tempa  ini kita di sambut berbagai brosur yang isinya Cuma menawarkan paket wisata, saya sama sekali tidak menemukan brosur yang terbebas dari embel-embel paket wisata. Setelah melewati tempat ini saya melangkah ke luar menuju area penjemputa, karna ke betulan saya akan di jemput seorang teman (mas rizky). Di tempat ini juga banyak ojek n supir taxsi yang menawarkan jasany. Setelah beberapa menit menunggu, mas eky tiba n mengajak saya menginap di kosannya di daerah nusa dua.
                                                        ***
nusa dua
#Nusa Dua
Pagi menjemput, setelah selesai mandi n bersih-bersih, qta ber-3(saya,eky n temannya) memutuskan untuk pergi ke pantai nusa dua. Dari kosannya mas eky jaraknya kurang lebih  15 menit menggunakan speda motor. Begitu memasuki kawasan nusa dua,ternyata sedang terjadi perbaikan jalan n banguna di beberapa tempat, karena tempat ini akan di jadikan tempat KTT ASEAN 2011. 
 Pantai nusa dua sangat tenang n sepi, belum terlihat ada turis yang bermain di pantai(yaiyalah sekarang kan masih pagi,masih pukul 8), n air laut pun sedang surut. Kata nusa dua sendiri berasal dari adanya dua buah pulau(nusa) di tempat ini. Namun pulau itu sendiri di hubungkan oleh pasir, jadi tidak nampak seperti sebuah pulau. Begitu sampai di pulau yang ada di bagian selatan,qta mulai menyusuri joging track yang memang ada n tertata rapi di sini. Suasana di sini sangat nyaman sekali,rerumputan yang hijau di tambah dengan banyaknya pohon kamboja yang berbunga,menambah ke asrian tempat ini.  Setelah memutari sebagian pulau ini,sampailah qta di gerbang yang bertuliskan “water blow”. Qta menyusuri sebuah jalan yang tersusun dari bilah-bilah papan yang disusun rapi di atas bebatuan karang yang mengantarkan qta ke sebuah gasebo tepat di pinggir tebing karang yang berbatasan langsung dengan laut lepas. Tempat ini adalah tempat melihat keindahan ombak yang memecah karang. 
water blow
Namun di beberapa bagian sudah terlihat rusak karna terjangan ombak. Setelah puas melihat ombak di sini, kebetulan saat itu tidak ada ombak besar jadi gak begitu menarik. Qta putuskan menyusuri pantai n menuju pulau kecil yang satu lagi. Letaknya ada di sebelah utara pulau ini. Pada dasarnya saya sangat suka pantai ini, karena susanaya sangat alami, dan jika beruntung qta bisa melihat tupai yang bermain-main di pepohonan yang memang banyak tumbuh di tepi pantai. Menurut penuturan mas eky, hewan-hewan di sini memang di jaga n gak boleh di buru. Sesampainya di pulau yang ternyata ada puranya, qta mulai menyusuri setiap jengkal pulau ini. Meski ukuranya relati lebih kecil dan sangat sepi, namun tak mengurangi ke indahan pulau ini.Setelah puas berkeliling pulau, qta putuskan untuk kembali ke kosannya mas eky. Karna kebetulan saya akan langsung melanjutkan perjalanan saya ke lombok. Setelah pamitan sama mas eky, saya di antar temannya mas eky ke halte trans sarbagita tujuan batu bulan.
Terimakasih banyak buat mas rizky yang begitu baik menjemput saya n menampung saya. Semoga tuhan membalas ke baikan mu. amin

bis sarbagita
#Batal ke lombok
Setelah menunggu beberapa menit, ahirnya bis trans sarbagita datang  juga. Bis ini sendiri masih sangat baru n sepi  penumpang, mungkin karna banyak yang belum tahu tentang ke beradaan bis ini, atau juga mungkin karena saya naik di halte pertama. Begitu duduk di dalam bis, saya di hampiri kondektur bis n di minta membayar tiket seharga  3,5k. Perjalanan ke batu bulan di tempuh selama 2 jam. Bis sarbagita sendiri melaju di jalan bay pass, jadi bis ini melewati pantai sanur. Sesampainya di batu bulan saya langsung  di tunjukan mobil elf yang ke padang bai oleh calo. Saat itu Cuma saya sendiri di mobil, saya juga gak tau yang mana supirnya karena mobilnya benar-benar kosong. Setelah menunggu sekitar 30 menit namun mobil ini tidak  ada tanda-tanda  akan segera berangkat,karena memang sampai saat ini pun belum  ada penumpang lain yang akan ke padang bai selain saya. Ahirnya seorang  calo masuk dan berkata kalo mobil ini ingin segera berangkat saya harus membayar 75k, gila mahal banget, padahal teman saya bilang dari batu bulan ke padang bai Cuma bayar 20k. Ahirnya saya putuskan untuk ke terminal ubung saja, dengan harapan di ubung akan lebih gampang menemukan mobil yang ke padang bai. Kebetulan  di sebelah mobil elf yang saya tumpangi ada sebuah mobil angkot  yang akan segera berangkat ke terminal ubung.Tanpa pikir panjang saya putuskan untuk turun n berganti naik mobil angkot yang ke ubung. Setelah membayar 10k n menempuh perjalanan yang bisa di bilang cukup dekat, saya sampai di terminal ubung. “Terminal terbesar di bali ko gini ya,,”, kata-kata itu yang pertama melintas di pikiran saya. Terminal ubung sangat  semeraut,banyak calo, petugas terminalnya juga gak friendly. Setelah di beritahu bis yang ke padang bai/mataram tidak ada pada jam segini,ahirnya saya di suruh ke pojokan terminal, di situ ada angkutan ke padang bai berupa mobil keri warna putih dengan tarip 45k. Namun saya memutuskan untuk menunda ke berangkatan saya ke padang bai, di samping harga angkutan yang sangat mahal(padahal kalo naik bis dari gilimanuk-padang bai Cuma 45k),  waktu pun sudah menunjukan pukul 13. Kalo saya tetap putuskan berangkat,maka saya akan sampai di pelabuhan lembar(lombok) tengah malam n saya harus siap-siap dengan calo-calo yang terkenal sangar-sangar di lembar, belum lagi angkutan umum di lembar  yang sudah tidak ada kalo malam hari.
Setelah mempertimbangkan semua itu,ahirnya saya putuskan untuk tinggal semalam di kosan teman saya di denpasar. untuk kemudian baru saat pagi tiba, saya akan kembali ke ubung.
                                                                                ***
pelabuhan padang bai
#4 jam terombang-ambing di selat lombok
Waktu menunjukan pukul 5:30 pagi, setelah mandi n beres-beres. Saya di anter teman ke terminal ubung. Sesampainy di terminal saya langsung bertanya sama petugas tentang bis yang akan ke padang bai. Setelah mengetahui bis yang ke padang bai belum datang, saya di suruh menunggu di dalam terminal. Satu demi satu bis-bis yang masuk terminal saya lihatin,berharap ada tulisan “padang bai” di bis yang lewat. Karna sejujurnya saya tidak tau bis yang ke padang bai itu seperti apa. *buat yang ingin ke lombok tapi gak ingin repot seperti saya,anda bisa menggunakan jasa shutel bus yang banyak tersedia di daerah kuta,salah satunya adalah pramana. Mereka berangkat jam 6 pagi dari kuta, n memiliki trayek; kuta-mataram n kuta-senggigi dengan tarip 160k,namun mereka hanya melayani penumpang yang datang ke tempat mereka. Awalnya saya juga akan menggunakan jasa mereka,karena selain nyaman, qta juga tidak akan di buat repot dengan calo,namun sayang mereka tidak bisa menjemput saya ke denpasar jadilah saya menggunakan angkutan umum.
Setelah cukup lama menunggu, ahirnya sekitar pukul 7:15 sebuah mini bis berwarna hijau muda dengan tulisan “padang bai” datang. Saya menghampiri supir dan bertanay tarip ke padang bai, ternyata taripnya juga cukup mahal yaitu 30k. Meski harganya 15k lebih murah dari mobil keri yang ke padang bai,namun mini bis ini tidak melewati jalan bay pass,melainkan melaju di jalan yang melewati banyak pemukiman. Mobil ini menyusuri jalana-jalanan yang kecil dan  bisa di bilang cenderung  agak sepi. Dan sampai saya n beberapa penumpang lainya di turunkan di sebuah terminal kecil kalo gak salah namanya terminal semanapura. Di sini kita di oper ke mobil angkot tujuan semanapura-candi dasa. Meski qta tak perlu bayar lagi ongkos angkotnya,namun tetap saja ini terasa tidak nyaman. Pukul 9:30 saya sampai di pelabuhan lembar. Karena saking semangatnya turun dari angko menuju loket pembelian tiket atau mungkin grogi dengan suasana baru atau mungkin juga pikun dan sedikit bego, saya meninggalkan perbekalan saya untuk  selama di kapal di dalam angkot,,*sadar-sadar pas mau masuk kapal...wahhhhhhh...bego bangetkan saya,,
pantai padang bai
Setelah membayar tiket kapal seharga 36k,saya jalan menuju kapal yang jaraknya cukup jauh dari tempat pembelian tiket. Begitu masuk kapal,saya hanya  berucap “oh begini toh bentuk dalamnya”, karena ini adalah kali pertama saya menaiki kapal besar. Saya berkeliling kapal untuk mencari-cari tempat yang nyaman untuk proses pembunuhan waktu. Karena saya akan berlayar mengarungi selat lombok selama 4-5jam tergantung kondisi gelombang. Ahirnya saya putuskan memilih dek belakang di lantai yang paling atas bersama segerombolan bule-bule. Pukul 10:15 kapal mulai menarik jangkar n mulai menyalakan mesin. 
padang bai
Dari atas sini saya bisa melihat pantai padang bai yang  di hiasi berbagai perahu,nampak begitu indah. Saya memilih duduk di sebuah bangku panjang yang menyerupai bangku taman,sambil melihat laut lepas yang terbelah oleh jalur kapal. Dan menyaksikan pulau bali yang perlahan menjauh. Setelah meminum obat anti mabuk perjalanan,saya tertidur pulas di buai hembusan angin. Suasana saat itu sangat cerah,gelombang tidak terlalu besar n angin bertiup dengan lembut. Setelah tertidur pulas untuk beberapa puluh menit, saya terbangun karna posisi tidur yang tidak nyaman. Dan saya menyadari bahwa saya kini berada tepat di tengah lautan, saya sempat beberapa kali melihat lumba-lumba yang bermain-main di sekitar kapal.
#welcom to lombok
Pukul 14:45,kapal yang saya tumpangi merapat di pelabuhan lembar. Bukit-bukit gersang yang di tumbuhi pohon kelapa di bagian pesisir pantainya menyambut ke datangan saya di lombok. Setelah melangkah ke luar kapal,saya di “sambut” beberapa calo yang menawarkan jasanya. Saya sama sekali tidak melihat angkot di sini.Mungkin karena sekarang sudah lewat pukul 14 atau juga mungkin karena saya tidak tahu angkot di lombok itu seperti apa (banyak yang bilang,kalo sudah lewat pukul 14,maka tidak ada angkutan umum di pelabuhan lembar). Ada seorang calo yang mengiring bule-bule masuk ke dalam mobil keri warna putih.Setelah semua bule masuk,si calo mendeka n bertanya ke mana tujuan saya.Setelah tau tujuan saya ke pemenang, dia mengajak agar saya ikut bersama rombongan bule itu dengan tarip 120k(gila mahal banget,padahal kalonaik angkot paling abis 30k).
pelabuhan lembar
pelabuhan lembar
Dari harga 120k saya tawar jadi 30k. namun si calo hanya menurunkan taripnya menjadi 50k, tapi saya tetap dengan pendirian saya di 30k*ogah rugi,hahaha. Karena calonya tidak mau, saya memilih menjauh dari calo tersebut dan beristirahat di salah satu sudut pelabuhan n mengamati ke adaan sekitar,berharap akan ada angkutan umum yang ke mataram/pemenag. *kalo sampai di lembar sudah sore n tujun anda ke gili, lebih baik naik saja mobil yang di tawarkan calo. Harganya sekitar 50-60k ini tuh sudah di tawarya.
Setelah bertanya sama pedagang di situ tentang angkutan umum ke pemenang,dia bilang tidak ada angkutan yang ke pemenang. Saya harus ke cakranegara/mataram dulu,baru lanjut ke pemenang. Dan menurut penuturan bapak itu juga, kalo jam segini agak susah angkutan ke cakranegara/mataram. Tiba-tiba ada  ojek yang menghampiri n menawarkan jasa untuk mengantarkan  saya ke simpang swite, *memang kata teman saya kalo mau ke pemenang qta bisa naik mobil dari simpang swite n bisa juga di mataram(terminal mandalika). Setelah deal di harga 22k, saya naik ke motor bapak itu. Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit,saya sampai di simpang swite n di anterin ke mobil engkel(elf) oleh bapak ojek.
Saya duduk di depan n ngobrol-ngobrol dengan supirnya, walaupun penampilanya agak serem, namun orangnya ramah n asik di ajak ngobrol. Perjalananya sangat menyenangkan,namun karena saya sedang di buru-buru waktu(takut gak ada kapal yang beroprasi ke gili karena sudah sore), jadi saya hanya memasang muka masam n cemas saat si sopir ngetem lamaaaaaaaaa....banget. Perjalan ke pemenang  melewati jalanan menanjak dengan tikungan-tikungan tajam khas jalanan pegununga, karena qta melewati hutan pusuk yang banyak di huni monyet-monyet liar.
cidomo
 Pukul 17:30 sampailah saya di pemenang, jarak pemenang ke bangsal sekitar 1km,buat sebagian orang mungkin dekat,tapi buat saya ini cukup jauh. Saya sempat di tawari ojek dengan tarip 5k,namun saya menolak n berharap akan ada cidomo yang lewat n menuju ke bangsal. Setelah berjalan beberapa puluh meter, ahirnya ada cidomo yang akan ke bangsal, sebelum naik,saya menanyakan dulu taripnya.Bapak cidomo mematok tarip 5k,namun saya tawar jadi 3k,begitu deal langsung naik. *kalo lagi santai n gak di buru-buru waktu,lebih baik jalan kaki saja, biar sehat. Tarip cidomo sebenarnya 2k/orang,kalo bapak cidomo memasang tarip 5-10k,cuekin aja n belaga gak butuh,ntar juga bapak cidomonya menyerah,n mau dengan tarip 2-3k hahaha.
pelabuhan bangsal
Saya sempat di buat was-was mendengar cerita teman-teman saya  yang menyatakan bahwa perahu yang ke gili hanya beroprasi sampai pukul 17:00 saja,sementara saat ini sudah pukul 17:30. Begitu sampai di pelabuhan bangsal, benar saja apa yang di bilang teman-teman saya. Loket pembelian tiket sudah di  tutup. Namun tiba-tiba ada seorang bapak yang menghampiri saya dan bertanya apakah saya mau ke gili? Setelah mengiyakan pertanyaan si bapak itu,saya langsung di minta uang 10k n si bapak menunjuk sebuah perahu sembari berkata”perahu itu mau ke gili,tapi tunggu beberapa orang dulu ya!”. Setelah menunggu 25menit ahirnya saya menaiki perahu dan sampailah di gili terawangan tepat pukul 18:30.
# welcome to gili terawangan#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar