Setelah menunggu sekitar 15 menit di pangkalan sumatera transport,ahirnya mobil yang saya tumpangi bergerak meninggalkan panggururan menuju tomok. Di panggururan banyak sekali angkutan yang ke tomok,jadi silahkan pilih. Ada beberapa macam angkot dan elf (yang ada tulisan tomok,berarti itu akan ke tomok). Jalanan dari pangururan menuju tomok berada di pinggir danau toba (meski kadang gak terlalu pinggir) jadi kita bisa leluasa melihat indahnya gunung-gunung yang membatasi danau toba dan pulau-pulau kecil yang di tinggali ratusan burung bangau. Perjalanan ke tomok memakan waktu sekitar 30 menit dengan tarif 12k.
salah satu jenis angkutan yang ke tomok |
Awalnya saya akan berhenti dulu di ambarita untuk melihat objek wisata di sini. Namun karena takut ke sorean, saya membatalkan kunjungan ke ambarita. Jarak ambarita ke tomok bisa di bilang cukup dekat,mungkin sekitar 5-7km. Selepas desa ambarita saya melihat sebuah pertigaan yang akan ke desa tuktuk (pusat turis di samosir), tapi angkutan umum seperti angkot tidak lewat tuktuk melainkan melewati jalan yang langsung ke tomok, entah kenapa. mungkin senghaja, agar jasa ojek dapat di gunakan atau juga karena angkot harus memutar sedikit jauh sebelum ahirnya sampai di tomok. Menurut pendapat saya , akan sangat membantu wisatawan jika ada angkot yang ke tuktuk,tarip ojek kadang-kadang suka gak masuk akal.
Waktu menunjukan pukul 3 sore saat saya turun dari angkot tepat di depan jalan yang akan ke pelabuhan tomok. Dari sini saya bingung mencari arah menuju objek wisata,karena di sini tidak ada petunjuk jalan ke objek wisata. Setelah tanya sama pedagang di sana,barulah saya tahu di mana letak objek wisatanya. Letak objek wisatanya masuk lagi ke dalam sebuah gang (jalan) yang di apit lapak-lapak penjual berbagai macam oleh-oleh. Jika dari pintu masuk pelabuhan tomok jaraknya sekitar 10 meter ke arah kanan. Saat itu suasana di tomok sangat ramai oleh banyaknya wisatawan. Setelah menemukan gang yang menuju objek wisata ,saya mulai menyusurinya di mulai dari objek wisata yang paling ujung, yaitu musium batak. Di sini terdapat sebuah rumah adat batak yang di jadikan sebuah musim yang didalamnya memajang aneka ukiran,gerabah,kain dan perhiasan suku batak. Di sini juga terdapat patung si gale-gale.
barang-barang yang di pajang di musium |
Setelah puas berkeliling di dalam bangunan ini, saya ke luar dan menuju makam raja sidabutar. Saat di depan makam raja sidabutar suasananya agak sepi karena saya tidak melihat wisatawan yang hilir mudik masuk ke sana,jadi saya putuskan untuk melewatkan makam raja sidabutar (meski sekarang agak menyesal,heheh). Dari gerbang makam raja sidabutar, saya menuju objek wisata si gale-gale. Saat itu patung si gale-gale sedang banyak di kerumuni oleh orang-orang yang ingin berfoto denganya (hebatkan,patung aja exsis banget,heheh). Dan pada saat itu juga ada rombongan keluarga (sepertinya wisatawan dari aceh) yang meminta untuk memainkan pertunjukan patung sigale-gale,mereka membayar 80k untuk menikmati pertunjukan itu dan menari bersama patung si gele-gale,sementara itu saya menyaksikannya secara geratis,,heheh *beruntung.
wisatawan yang menari tortor |
patung sigale-gale |
Setelah terkesima degan pertunjukan si gale-gale (jujur,saya suka musik etnik batak,enak di dengar,heheh). Saya berjalan lagi menuju replika makam raja sidabutar, jika masuk makam raja sidabutar yang asli kita harus menggunakan kain ulos yang sudah di sediakan di pintu gerbang,kalau di sini bebas gak usah pake ulos (sebenarnya saya tak tau pasti ini memang replika makam raja sidabutar atau bukan,tapi berdasarkan penuturan seorang teman di blognya. Ini adalah replika makam raja sidabutar,maklumlah saya gak pake guid,jadi gak tau pasti). Di sini terdapat peti dari batu,meja dan kursi dari batu dan patung-patung yang menancap di tanah dan juga di bentuk dari batu.
penginapan torang yang 50k |
Setelah di rasa puas berkeliling, saya mulai ke bingungan mencari penginapan. Setelah mendapat pencerahan dari salah satu pedagang sovenir, saya putuskan untuk menginap di penginapan torang yang katanya paling murah (jika ingin mendapatkan banyak pilihan penginapan,maka pergilah ke tuktuk) . Penginapan torang terletak persis di sebelah penginapan roganda ( jarak dari gerbang pelabuhan tomok sekitar 100meter ke arah kanan). Penginapan torang menyatu dengan toko bahan bangunan, jadi di depanya terdapat berbagai macam bahan bangunan dan alat-alatnya. Jadi tak ada loby atau resepsionis,jika mau menginap silahkan masuk ke toko bangunan dan tanyakan di sana. Tarif kamar di penginapan ini ada dua, ada yang 50k/malam dan 100k/malam, perbedaannya hanya terletak di kamar mandi dan tempat tidur. Untuk harga 50k/malam kamar mandinya di luar dan tempat tidurnya dari kasur biasa,sementara yang 100k/malam terdapat kamar mandi di dalam dan tempat tidurnya dengan kasur busa dengan ukuran yang agak besar. Kalo boleh saran,lebih baik menginap di roganda saja. Meski tarifnya sedikit lebih mahal,tapi tempatnya lumayan bagus.
Fyi: di tomok terdapat beberapa dermaga (pelabuhan) kapal yang mengangkut penumpang dengan berbeda-beda tujuan,dan semua petunjuk arah yang saya berikan berpatoka pada pelabuhan yang kapal nya akan atau dari pelabuhan ajibata.
kapal-kapal penumpang |
Setelah selesai mandi dan beristirahat sebentar, saya kembali ke luar untuk mengelilingi desa tomok sekalian mencari warung muslim untuk makan. Ohnya kala menurut saya harga makan di sini bisa di bilang agak mahal,sekitar 15k/porsi. Setelah di rasa kenyang,saya jalan ke tugu selamat datang di dermaga tomok,di sini saya berencanan untuk melihat sunset. Namun sayang saat itu langit sedikit mendung,jadi tak nampak matahari. Cukup lama saya berdiam diri di dermaga ini,melihat kapal-kapal yang hilir mudik mengarungi danau toba mengangkut penumpang ke pelabuhan ajibata dan pelabuhan yang lain. Dari tugu selamat datang saya berjalan menuju pelabuhan tomok (tempat bersandarnya kapal fery), di sini saya menikmati deburan ombak danau toba yang terpecah oleh pondasi batu-batu pemecah ombak. Sore itu danau toba begitu bergelombang,angin pun bertiup cukup kencang. Di tempat ini terdapat beberapa mobil yang sedang menunggu ke datangan kapal fery yanga akan menyebrangkan mobil-mobil ini ke pelabuhan ajibata
tugu selamat datang |
Saat langit mulai semakin gelap,saya berjalan meninggalkan pelabuhan menuju penginapan. Saat di jalan menuju penginapan, saya bertemu dengan ibu-ibu yang berjualan buah-buahan di lapaknya. Mata saya terus tertuju pada durian-durian yang di tumpuk di lapak si ibu. Tanpa sadar saya mulai menanyakan harga dan mulai tawar menawar. Setelah deal di harga 5k untuk satu buah durian yang lumayan bikin saya kenyang,saya meminta si ibu membelahnya. saya makan durian sambil di temani obrolah hangat dari ibu penjual durian itu. Meski kadang si ibu salah mengerti dengan kata-kata saya atau saya yang salah mengerti dengan kata-kata si ibu,tapi saya senang karena saya punya kesempatan mengobrol dengan warga lokal. Dan ahirnya sebuah durian dan obrolan hangat dengan ibu penjual buah itu menutup petualangan saya hari ini..
ZZZzzzzz.....
jalan di tomok yang masih sepi |
Sekitar pukul 5:30 pagi saya sudah bangun dan bersiap menyaksikan pertunjukan alam yang selalu orang nanti di pagi hari (sunrise). Pagi ini saya berencana menikmatinya di dermaga tugu selamat datang. Suasanan tugu selamat datang sangat sepi dan dari seberang danau terlihat kerlap-kerlip cahay lampu di pelabuhan ajibata. Desa tuktuk juga dapat terlihat di sini dengan gemerlap cahayanya. Tapi lagi-lagi saya kurang beruntung,karena mendung menggantung di upuk timur. Saya cukup lama berdiam di dermaga ini sembari menyaksikan geliat pagi di desa tomok. Saat hari sudah mulai terang,saya berjalan menyusuri jalan menuju patung si gale-gale lagi untuk berfoto sepuasnya karena saat itu sangat lengang dan belum ada siapa pun,lapak-lapak di sepanjang jalan menuju si gale-gale juga belum ada yang buka. Fyi: jika ingin lebih puas menikmati objek wisata di sini ada baiknya datang pagi-pagi saat belum terlalu banyak wisatawan.
Pukul 8 pagi,saya kembali ke penginapan untuk cek out. Dari penginapan saya berjalan menuju pelabuhan tomok karena akan melanjutkan perjalanan kembali ke medan.
Semoga suatu saat bisa kembali menginjakan kaki di pulau samosir,amin..
reflika makam raja sidabutar |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar