Pukul 3 subuh, mobil bis lita n co
yang saya tumpangi dari toraja berhenti
tepat di depan kantor bupati pangkajene. Saya bergegas turun dengan keadaan
setengah sadar, karna sedang terlelap tidur saya kaget di bangunkan kondektur bis. Memang ini kemauan saya, karena sebelum bis
meniggalkan toraja saya sudah berkali – kali mengingatkan supir dan kondektur
untuk menurunkan saya di kantor bupati pangkajene, karna di sini lah saya akan
di jemput seorang teman. Dan tak terlalu lama menunggu, saya sudah di jemput
anca (teman dari backpacker makassar) menuju rumahnya.
***
Dermaga |
Beberapa lama menunggu perahu yang akan kami gunakan tak kunjung datang, kami putuskan untuk melihat – lihat taman batu terlebih dahulu yang jaraknya tak terlalu jauh dari sini. kami kembali menaiki motor, memutar arah dan memacunya menuju taman batu. Tak lebih dari 15 menit, kami sampai di kompleks taman batu. Dengan mata yang terbelalak, saya tak percaya ada begitu banyak batu – batu karts berwarna hitam beraneka bentuk dan ukuran bermunculan di tengah area persawahan. Batu – batu ini memiliki lekukan – lekukan yang relatif sama, lekukan – lekukan ini seperti hasil kikisan air. Tak heran banyak pakar yang berpendapat kalau dulunya daerah ini tergenang air . Beruntung saya berkunjung ke sini saat musim kemarau, jadi persawahan di sini sedang tidak di tanami padi sehingga saya bebas berjalan – jalan di area pesawahan tanpa harus berjalan di pematang sawah. Seolah terpana akan keindahan ini, saya terus berjalan mengelilingi berbagai batu – batu yang beraneka bentuk ini sembari berdecak kagum akan keindahan yang tuhan ciptakan ini. Entah kenapa saya begitu suka sekali dengan tempat ini. Namun karena matahari semakin meninggi dan rasa panas yang semakin menyengat, kami berdua putuskan meninggalkan tempat ini dan kembali ke dermaga rammang – rammang. Sebenarnya buat saya pribadi, panasnya matahari pagi itu bukanlah sebuah masalah besar untuk mengelilingi keindahan setiap sudut tempat ini. Tapi yang jadi masalah adalah sempitnya waktu yang saya miliki dan rammang – rammang yang sudah menunggu. Pokoknya suatu saat nanti saya akan ke sini lagi dan menyusuri semua batuan yang ada di sini sampai tak ada satu batu pun yang terlewatkan oleh pandangan saya.
Taman Batu |
Sesampainya di dermaga rammang –
rammang , kami sudah di tunggu oleh pak haris, pemilik perahu yang akan kami
gunakan untuk mengunjungi rammang – rammang. Rammang – rammang sendiri adalah nama sebuah perkampungan kecil yang di
kelilingi perbukitan karts . Kampung ini seolah terisolasi dari dunia, karena
untuk menuju kampung ini kita harus menyusuri sungai menggunakan sampan, tak
ada jalan darat menuju sana. Kampung ini juga
hanya di huni 18 orang saja dan mereka semua adalah satu keluarga besar,
Pak haris merupakan salah satu warganya.
Di ramang – ramang juga tak ada aliran listrik , jadi bisa di bayangkan
indahnya malam di sini dengan jutaan bintang yang nampak jelas menghiasi langit
malam. Di balik semua keterbatasan dan kesederhanaannya, rammang – rammang
menyimpan pesona yang menawan bagi siapapun yang melihatnya.
Perjalanan Menuju Rammang - Rammang |
Setelah duduk manis di perahu pak
haris, kami mulai menyusuri sungai menuju ramang – ramang. Ini adalah
pengalaman pertama saya menaiki perahu kecil, jadi perahu sering tak stabil
karena gerakan – gerakan saya yang mendadak *cukup bikin dekdekan memang,
hehehe. Sepanjang aliran sungai, kita akan di suguhi dengan rimbunnya tanaman
sejenis palem yang biasa tumbuh di rawa - rawa, kita juga akan menjumpai tebing
– tebing tinggi yang begitu angkuh berdiri tegak di antara aliran sungai. Tak
hanya itu saja, kita juga akan memasuki sebuah celah batuan karts sebelum
ahirnya sampai di ramang – ramang. Sesampainya di rammang – rammang, saya di
sambut pematang jalan kecil di antara kolam – kolam ikan milik warga di sini.
Dari kejauhan saya melihat beberapa bangunan rumah panggung yang berlatar
tebing kars yang menjulang tinggi. Kampung ini memang benar –benar di kelilingi
oleh tebing – tebing kars yang seolah memagari kampung ini dari dunia luar, dan
sungai yang kami lalui lah satu – satunya gerbang untuk keluar dan masuk
kampung ini. Perasaan damai segera saya rasakan saat mengelilingi tempat ini,
ingin rasanya menghabiskan waktu 1 minggu berdiam diri di kampung ini ,
mengikuti semua kegiatan warga di sini dan membaur menjadi satu. Mayoritas
warga di sini hidup sebagai petani, sementara mengantar wisatawan menggunakan
perahu yang mereka miliki menjadi sebuah mata pencarian sampingan yang insya
allah akan membantu perekonomian mereka. Oh ya, harga sewa perahu yang saya
tumpangi ini 100k , sementara perahu
yang agak besar di hargai sekitar 150k, silahkan hubungi pak haris jika ingin
menggunakan perahunya di no ini : 081241029609.
Saya begitu asik menatap tebing – tebing di sini, di selingi obrolan
hangat dengan pak haris dan penjelasanya tentang goa – goa yang terdapat di
beberapa tebing di situ.
Waktu terasa berjalan sangat cepat,
saat saya masing ingin menikmati keindahan rammang – rammang, saya di paksa
untuk mengahiri kunjungan saya di sini oleh jadwal pesawat yang akan saya
tumpangi. Dengan berat hati saya harus meninggalkan tempat yang sangat damai
ini, dalam hati saya berjanji untuk mengunjungi tempat ini lagi dan
menyempatkan diri untuk menginap di sini seperti yang pernah anca lakukan
bersama teman – temannya. Pak haris kembali menyalakan mesin kapalnya dan kami
di antar kembali ke tempat awal kami naik; dermaga rammang – rammang. Anca
memacu motornya menuju jalan poros maros – makassar. Sesampainya di jalan
poros, saya berpamitan pada anca, karena anca akan pulang ke rumahnya,
sementara saya akan menuju bandara, terimakasih buat anca yang menyempatkan
diri mengantar saya keliling rammang – rammang dan taman batu. Dari jalan poros saya menumpangi angkot yang akan menuju makassar (terminal
daya), namun saya turun tepat di sebuah perempatan jalan yang menuju bandara.
Di jalan yang menuju bandara, saya menaiki shutlle bus gratis yang di sediakan
pihak bandara menuju bandara sultan hassanudin makssar. Dan tepat pukul 2
siang, saya pun mengangkasa meninggalkan
pulau sulawesi yang menyimpan sejuta pesona dan keindahan yang membekas di
benak saya. Semoga kelak bisa menginjakan kaki kembali di pulau ini, Amin.
Menarik, ane bookmark dulu tempat ini kalau nanti ke Makassar lagi, doakan ye bro.
BalasHapussiap ane doain, jgn lupa ntar mampir k leang2 n bantimurung :)
HapusBro kl qm nanti blk ke rammang-rammang,jangan lp mampir k rumh,di pertigaan Semen bosowa.. Noer
BalasHapusSalam kenal noer, insya allah nanti kalau ke sana lagi mampir d rumah u.. :)
HapusMas, terima kasih ya info2nya tentang Toraja. Saya kemarin main2 ke Rantepao, guidenya sebagian dari sini.
BalasHapusSalam kenal ya,
~Adie~
Salam kenal juga Adie, wah senang rasanya kalau ada yang ke bantu, memang ini tujuan blog ini,,hehehe.
Hapusdoaian sy ya biar bisa exsplor sudut indonesia yang lain, supaya bisa menyebarkan lebih banyak lg info tentang pariwisata indonesia :)
Mas bro saya mau nanya, kalo menuju pangkajene dari makassar via darat naik angkutan jenis apa dan dari terminal mana ya?. Trims & salam kenal (Hapie-Tj.priok jakut)
BalasHapusSalam kenal juga...
BalasHapusDr makasar naik angkot k terminal Daya d lanjut naik angkot k pangkajene :)
Saya udah pernah ke Bantimurung tapi melewatkan objek wisata Rammang-Rammang... Nice info bro...
BalasHapusCatet dulu nomer telpon penting di atas...buat catatan ke Makassar tengah tahun hehe...
Jangan lp mampir ke Leang - Leang juga ya :)
BalasHapustanggal 24 mau ke makasar, semoga bisa mampir ke rammang-rammang, nice inpo,thanks a lot
BalasHapusSalam kenal mas. Doakan semoga saya bisa kemari. Nice blog! Keep love Indonesia
BalasHapusSalam kenal juga, Thanx dah mampir.
HapusMari saling mendoakan agar bisa menjelajah semua wilayah indonesia :)
Salam kenal mas. Doakan semoga saya bisa kemari. Nice blog! Keep love Indonesia
BalasHapusSalam kenal mba, Terimakasih dah mampir.. Harus ke sana mba, Kerennnn.....
HapusHalooo..... minggu depan saya mau kesana... : )
BalasHapusnanya duuunk.... taman batu itu sama dengan taman prasejarah leang2 atau beda ? lokasi tepatnya disebelah mananya dermaga rammang2 yah? thank you yaaa.....
BalasHapus500 meter sebelum dermaga ramang2, ada jalan kecil ke arah kiri, lurus aja nanti juga ketemu taman batunya (taman batu ini kelihatan dari jauh kok). Taman batu beda sama leng2 mba :)>
HapusHave a nice trip y
oce ocee... pahamlah saya, terima kasih yaa...
HapusSama2, have a nice trip :)
Hapus