Riung adalah destinasi berikutnya
yang akan kami tuju setelah bajawa. Dari itinerary yang kami buat, Riung merupakan tempat yang akan menghabiskan banyak dana untuk trip kali
ini setelah pulau komodo tentunya . Bagai mana tidak, kami harus menginap di sebuah
penginapan yang tarif permalam antara 100-150k paling murah selama 2 malam, di tambah lagi kami harus
menyewa perahu nelayan untuk mengelilingi Taman Laut 17 Pulau, dan belum lagi harus menyewa perlengkapan
snorkling serta biyaya makan selama 2
hari di sana. Hem,,, tapi tuhan memang baik, dia tak pernah menyulitkan
hambanya saat mencoba untuk menikmati keindahan alam raya buatannya ini. Dan tuhan
pun mempertemukan kami dengan jeje dan
andro yang kebetulan akan menghabiskan liburan mereka di rumah teman kuliah mereka di Riung
(niuk). Alhamdulilah kami di ijinkan
menginap di rumah niuk serta mereka
bersedia membagi biyaya sewa perahu dengan kami.
***
Bis Gemini |
Setibanya dari desa adat wogo,
saya dan hendra mengisi perut yang sudah
sangat keroncongan di salah satu lapak penjual mie ayam yang berada tepat di sebelah mesjid raya Bajawa. Seporsi mie
ayam berhasil mengganjal perut saya siang itu.
Tak terlalu lama setelah mengembalikan kunci motor sewaan, kami segera menaiki mobil gemini yang sudah sedari tadi kami tunggu (mobil gemini
ini hanya ada satu hari sekali yaitu sekitar pukul 12 siang, jika anda menginap
di salah satu penginapan telpon saja supirnya agar menjemput anda di
penginapan, ini no kontak pak supir bis gemini (pak muhalim)
081246720216 ). Setelah beberapa kali
berputar putar di kota Bajawa, masuk ke jalan – jalan kecil untuk menjemput para penumpang lain (termasuk menjemput niuk,jeje dan andro di rumah pamannya niuk) mobil
gemini mulai melaju meninggalkan kota
Bajawa. Jalanan mulus kota Bajawa seketika berubah menjadi jalanan yang tidak bersahabat saat mobil melaju semakin jauh meninggalkan
Bajawa. Udara sejuk kota Bajawa pun berubah kering dan panas seiring laju mobil
yang semakin menjauh, pepohonan hijau
berubah menjadi padang kering dan semak belukar, mobil meliuk – liuk di jalanan rusak di lereng –
lereng curam. Sebenarnya jarak Riung dan Bajawa tak terlalu jauh, hanya
memerlukan waktu sekitar 2 jam saja jika jalanan mulus, namun karena jalanan
yang sekarang kami lewati rusak parah
jadi kami harus menambah exstar 2 jam lagi untuk sampai di Riung.
Kopi Flores |
Hari sudah menjelang sore ketika
kami berlima di turunkan tepat di depan rumah niuk, tarif yang harus kami bayar dari Bajawa ke Riung ini cukup 20k
saja perorang. Senyuman hangat ibu dan ayah niuk menjadi penyambut yang begitu
hangat. Kami berlima di giring ke meja bundar (ruang makan), di sana sudah
tersedia beberapa potong pisang goreng yang masih mengepul hangat, dengan
segera ibu niuk membuat beberapa gelas kopi untuk kami (kopi flores tentunya ). Sore itu suasana begitu hangat, semua orang
yang menjadi tamunya niuk dan keluarga (saya,hendra,jeje, dan andro)
memperkenalkan diri masing-masing sembari di selingi gurauan, ayah niuk
bercerita panjang lebar tentang keadaan di Riung, dari mulai listrik yang hanya
ada pada malam hari saja ( jam 6 sore – jam 6 pagi ) , sampai dengan asal mula
orang – orang yang menghuni Riung. Bapak juga banyak membahas tentang objek
wisata taman lauat 17 pulau yang besok
akan kami jelajahi. Puas menyantap beberapa potong pisang goreng dan segelas
kopi flores yang nikmat (sejujurnya saya tak begitu suka kopi tapi entah kenapa
saya sangat menikmati kopi di sini ), kami memilih untuk menikmati sunset di
dermaga yang jaraknya hanya 20 menit saja berjalan kaki dari rumah niuk. Sesampainya di dermaga , sangsurya sudah
hilang entah kemana, hanya meninggalkan guratan – guratan jingga saja di langit
sore itu. Dari kejauhan kami melihat deretan pulau – pulau di taman laut 17
pulau yang akan kami kelilingi esok pagi.
Dari dermaga, kami kembali ke rumah niuk.
Sesampainya di rumah, sudah tersaji
makanan yang bagi saya terlihat sangat istimewa (menu makanan khas Riung yang
terdiri dari beberapa olahan ikan dan sambal khas Riung), keluarga niuk memperlakukan saya
dan hendra bagai keluarga jauh yang baru
berkunjung ke rumah mereka. Tak ada kesan sedikit pun kami adalah orang asing
yang baru mereka kenal (baru “di pungut” niuk di jalan), hal ini menimbulkan
perasaan yang begitu nyaman buat saya.
Selesai menikmati sajian makan malam yang begitu istimewa, kami heran
menyaksikan ibu niuk yang sedang sibuk merebus pisang mentah dan membuat ketupat, kami bertanya-tanya
sebenarnya besok akan ada acara apa sehingga ibunya niuk membuat ketupat. Rupanya
ketupat itu senghaja ibu niuk bikin untuk bekal makan siang kami esok saat menyusuri pulau – pulau cantik di taman laut
17 pulau (baik sekali ibu niuk ini *terharu ).
***
Pukul 4 pagi kami sudah
terbangun, di meja makan sudah tersaji kopi hangat dan pisang goreng yang ibu
niuk siapkan (betapa baiknya pagi buta begini udah menyiapkan sarapan buat
kami). Perut sudah kenyang dan perbekalan sudah siap, kami berpamitan pergi ke dermaga untuk memulai
perjalanan kami hari ini. Kami memang senghaja pergi ke dermaga pagi buta
kendati perahu baru akan berangkat pukul 7 pagi. Alasannya sudah pasti karena
kami tak ingin melewatkan keelokan mentari pagi yang di ceritakan niuk dan
ayahnya yang begitu indah. Benar saja, sesampainya di dermaga, saya di buat
terdiam melihat indahnya matahari yang bulau sempurna keluar dari cakrawala di
antara gugusan pulau. Tangan secara repleks mulai menekat shutel kamera dan
mulailah acara narsis ria di mulai, haha.
Beautiful Sunrise |
Hari ini tak hanya kami berlima saja
yang akan menikmati keindahan taman laut 17 pulau, melainkan suasana akan di
ramaikan dengan kehadiran beberapa teman niuk yang lain. Mesin perahu menderu memecah keheningan pagi ,perahu mulai melaju
membelah laut yang begitu tenang
pagi itu. Perahu yang kami gunakan cukup
besar mungkin bisa menampung sekitar 15
orang. Harga sewa perahu ini di bandrol
250k / hari (tidak full 1 hari melainkan saya sampai jam 3 sore saja), jika
anda ingin menyewanya anda tak perlu
repot-repot mencari perahu, tinggal minta tolong saja sama pemilik penginapan
yang anda tempati. Berhubung kami menginap di rumah niuk jadi niuk lah yang
mencarikannya kemarin sore. Selain perahu, anda juga bisa langsung minta di
sewakan alat snorkling pada pemilik perahu, satu set perlengkapan snorkling
(pin, mask dan snorkel) untuk satu hari cukup mahal, ya itu 50k / set.
Dataran flores (Riung) yang berbukit di selimuti ilalang yang berwarna
coklat ke emasan berpadu dengan birunya laut memanjakan mata saya saat perahu
melaju menuju pulau pertama yang akan kami datangi. Pulau kalong adalah pulau pertama
yang kami datangi, dari namanya saja mungkin sudah bisa di tebak apa yang
menjadi daya tarik pulau ini dan apa yang akan kita lihat di sini. Ya tentu
saja kawanan kalong (Kelelawar Buah) yang akan kami jumpai di sini. Saat perahu mulai mendekat dan suara bising
dari mesin perahu mulai mengusik istirahat para kalong yang begitu banyak
menggantung di tanaman bakau di pesisir pulau ini. Mereka satu persatu
beterbangan ke pohon bakau lain di sisi pulau yang lain. Tak cukup puas melihat
satu dua kalong yang beterbangan, kami
membuat suara-suara bising agar kalong – kalong itu beterbangan semakin
banyak lagi. Dan benar saja saat kami bersama-sama membuat kegaduhan, ratusan
kalong serempak mengepakan sayapnya menghiasi langit biru, berpindah ke sudut
pulau yang lain. Tak sampai situ saja, kami juga menyempatkan diri turun dari
perahu agar lebih bisa mendekat lagi ke rimbunan pohon bakau, karena perahu
yang kami pakai tak bisa merapat ke tepi
pulau yang begitu rapat “di pagari” tanaman bakau.
Kalong |
Dari pulau kalong, kami memutar
arah menuju pulau rutong. Jaraknya tak terlalu jauh sekitar 20 menit dari pulau
kalong. Sepanjang perjalanan menuju pulau rutong, gradasi warna air laut berubah – rubah sesuai dengan
kedalam dasar laut, kadang berwana biru tua,biru muda bahkan kadang terlihat
deretan trumbu karang yang berwarna warni. Sekitar 30 meter sebelum bibir pulau
rutong, perahu berhenti dan pak nahkoda
menjelaskan kalau tempat ini (tepat di bawah perahu) adalah taman laut.
Jadi dengan kata lain ini adalah spot terbaik untuk snorkling, waktu terbaik
menikmati keindahan pulau ini adalah pada pagi hari saat gelombang laut masih
belum ada. Semua orang nampak bersiap dengan perlengkapan snorkling mereka
masing-masing, termasuk saya yang langsung nyebur menikmati keindahan taman laut Riung. Meski
ini bukan kali pertama saya snorkling dan saya memakai pelampung, namun tetap
saja saya di buat panik begitu melihat dasar laut yang begitu dalam versi saya
(sekitar 5 meter mungkin haha). Saya yang tak mahir berenang cukup puas
mengambang di permukaan air saja, ingin rasanya melihat lebih dekat karang –
karang yang begitu cantik, tapi apa mau di kata pelampung ini tak membiarkan
saya untuk berenang ke dasar laut,hahaha.
Senorkling Time |
Di taman laut ini terkenal dengan
mawar lautnya yang begitu indah, tapi sayang kami tak melihat mawar laut yang
terkenal itu. Dari taman laut, perahu yang kami tumpangi bergerak menuju pulau
tiga. Kami tak sempatkan untuk merapat ke pulau rutong karena pondok – pondok
di pulau ini baru saja terbakar beberapa hari yang lalu. Oh ya walau nama
tempat objek wisata di sini di sebut taman laut 17 pulau, bukan berarti di sini
terdapat 17 pulau. Nama 17 itu di ambil dari tanggal kemerdekaan negara kita
tercinta ini, yaitu 17 agustus 1945, sedangkan jumlah pulaunya sendiri ada 23
pulau dari yang kecil sampai yang besar. Berdasarkan penuturan bapaknya niuk,
dulunya beberapa pulau di sini di huni orang, tapi sejak kejadian tsunami
beberapa puluh tahun yang lalu, pulau – pulau itu di tinggalkan penghuninya
yang memilih menetap di daratan flores (Riung). Di pulau - pulau ini juga
terdapat hewan melatah yang mirip dengan komodo namun memiliki corak yang lebih
berwarna, tapi hewan ini sudah jarang terlihat.
Sesampainya di pulau tiga, kami
di sambut pasir putih yang begitu halus, beberapa pohon kelap di tepian pantai
membuat pulau ini begitu sempurna. Sebelum menyalurkan hasrat penasaran kami
akan pulau ini dan bawah airnya, Kami terlebih dulu membuat perapian untuk
memanggang ikan segar yang niuk beli sebelum perahu berangkat. Begitu ikan
matang, kami langsung menyantapnya dengan di temani ketupat, pisang rebus dan
tentu saja sambal khas flores yang bikin saya ketagihan. Setelah menyantap
makanan yang begitu sederhana namun nikmat luar biasa, kami mulai menyusuri
setiap jengkal pulau ini. Kami menyusuri pantai di belakang pulau dan menaiki
bukit yang berada di pulau tiga ini. View dari atas bukit luar biasa indah.
Hamparan pasir putih di pesisir pantai perpadu cantik dengan birunya air laut
yang begitu jernih, dan dari kejauhan terlihat perbukitan gersang di pulau
Flores.
View dari atas pulau |
Puas menikmati keindahan pulau dari atas bukit, saya kembali ke pantai
untuk bergabung dengan teman – teman yang sudah begitu asik berenang menikmati
ke indahan bawah laut di pulau ini. Trumbu karang di pulau ini tak terlalu
banyak dan jaraknya cukup jauh dari tepi pantai. Namun karena pantai yang
begitu landai, jadi saya berani snorkling tanpa pelampung, sangat menyenangkan
sekali snorkling tanpa pelampung meski
saya harus cape bolak balik ke tepi pantai untuk beristirahat (coz gak bisa
ngambang kalau lagi kecapean,hahaha). Meski pun saya berhasil snorkling tanpa
pelampung di kedalaman 2 meter, tapi tiba-tiba saat dasar laut semakin dalam saya jadi panik dan buru-buru ke tepi pantai, hahahaha
cemen ya. Cukup lama kami menikmati keindahan pulau ini, dari berenang sampai
maen pasir sudah kami lakukan.
Cape yang mendera membuat kami malas melakukan
hal lain, kami duduk –duduk saja di
pinggir pantai sembari memandangi keindahan pulau ini. Saat pulau mulai ramai
dengan para wisatawan lain, kami putuskan untuk mengahiri petualangan hari ini
dan kembali ke rumah niuk. Sesampainya di rumah, setelah membersihkan badan
kami langsung tertidur pulas untuk memulihkan badan yang sudah sangat lelah,
sementara itu niuk dan teman-temanya
mencari moke (minuman keras khas flores) untuk kami.
***
Menjelang magrib saya
terbangun, saya kaget melihat 1 jeligen
cairan berwarna coklat muda yang sudah tersaji di meja makan, rupanya itu
adalah moke (yang kadar alkoholnya tak terlalu banyak, merek bilang moke manis
) yang sudah niuk sediakan untuk kami. Sebelum menenggak moke, ibunya niuk
memperingatkan kami agar makan terlebih dahulu. Acara makan malam selesai dan
berganti dengan acara minum moke, sebenarnya dari baunya dan warnanya saja saya sudah tak bernafsu untuk
meminumnya, namun karena penasaran akan rasanya jadi saya coba mencicipinya sedikit.
Aroma moke begitu kuat seperti tape ketan namun rasanya sedikit pahit (masih
lebih enak air tape,hehe). Tidak hanya puas dengan moke, ayah niuk mengambilkan
kami sofi (minuman khas yang kadar
alkoholnya lebih tinggi) yang sudah di rendam bersama aneka rempah-rempah di
dalam sebuah botol, saya hanya berani mencicipinya satu sendok saja karena
takut akan efeknya, maklumlah ini kali pertama saya meminum yang beginian
biasanya minum sirup,,hahaha
Keluarga baru saya |
FYI : Di Riung terdapat beberapa penginapan yang bisa anda pilih sesuai budget anda, berikut di antaranya. Pondok SVD ( 081339341572/
081339467082 ), Nirvana bungalau (Rustam Efendi 081338528529) , dan Bintang Wisata Hotel & Restaurant ( 081339164404). Nb: info
ini saya dapatkan dari beberapa sumber di blog yang awalnya akan kami gunakan utuk
tempat tinggal kami di Riung sebelum ahirnya kami bertemu dengan keluarga baru
kami di riung.
Komplit banget info nomer telpon pentingnya. Wajib ditulis di notes nih :)
BalasHapusThank dah mampir,,, jangan lp kapan2 mampir ke riung ya :)
HapusManteb petualanganya kang
BalasHapusMakasih mba :)
Hapusthank you masBro.. lumayan buat persiapan ane ke sana January.. :D
BalasHapusSama - sama,,,, have fun ya :)
HapusGreta adventure, great story, bro.. Tell it again :D
BalasHapusSalam jalan2 mas
terimakasih banyak,,, salam jaln2 juga ;D
Hapuswaaaaaaahhhhhh
BalasHapusimanrabinata
Woooooohhhhh.... :p
Hapuswaaaa tempat liburan yang menyenangkan, suasananya masih natural dan tidak seramai pulau Bali.
BalasHapusperna liburan di sini waktu sma kelas 2 tahun 2008. jadi pengen ke sini lagi
salammm kenalnya !!!
Ayo k sana lagi...salam kenal jg y :)
HapusMas, salam kenal...aku jg dah pernah ke Ende, Labuan Bajo, Kanawa & Komodo. Tp belum pernah explore Flores dari ujung barat ke timur. Dah denger ttg Riung jg sebenernya. Hope someday bisa ke Flores lg.
BalasHapusWajib sempatin k sana kalau k flores lg :)
Hapuspengen nyobain moke! mau aaahh! Horee!
BalasHapusNemu makanan lokal ga?
eh ada kak mumun..
Hapuswajib nyobain kak, tp enakan air tape ketan ;p
makanan lokalnya, pisang mentah yg di rebus n di makan sama ikan bakar / di cocol sambel dabudabu....Maknyosss... :D
indah sekali pemandangan nya
BalasHapusIya mba bagus bgt pemandangan y :)
HapusSaat membaca tulisan ini angan saya terbang jauh ke flores, tempat suami saya berada. Makasih sudah memberikan cerita dan foto-foto indah tentang taman laut 17 pulau di riaung. Dulu tahun 2006 pernah menjelajahi taman laut...pengen mengulang lagi :)
BalasHapusSama-sama mba, saya juga pengen k sana lg :)
HapusAdik saya, Niuk, Bapa, Ema, dan Jeje pernah menceritakan cerita yang sama. Salam kenal Bro. Riung is not just a paradise but it's heavent, is it?
BalasHapus