Kanawa,,pulau mungil
di laut Flores ini sedang menjadi perbincangan hangat dan menarik sebagian
besar para pembawa ransel yang
berkunjung ke daratan Flores . Pulau
cantik ini terletak di kawasan gugusan kepulauan Komodo, pulau ini juga sering kali masuk dalam list paket perjalanan ke
Taman Nasional Komodo. Beberapa orang menyebut pulau ini sebagai pulau surga,
tak berlebihan memang mereka menyebutnya demikian. Karena setiap orang yang
berkunjung ke pulau ini akan di suguhi pemandangan yang begitu indah. Pantai
pasir yang putih, pondok – pondok mungil di tepi pantai, terumbu karang yang
begitu banyak,bintang laut yang berserak di sepanjang pantai, gradasi warna air
yang mempesona dan view dari atas bukit yang akan membuat mata anda terbelalak.
Beruntunglah saya yang bisa menyambanginya, tak hanya sekedar singgah, tapi
saya berkesempatan menginap di satu –
satunya resort yang ada di di pulau ini (walau pun namanya resort tapi jangan
pikirkan tempat tidur yang mewah ya yang akan saya tempati).
***
Udara labuan bajo
yang panas, tak menyurutkan langkah kaki saya dan hendra menuju kantor kanawa
islad resort. Sambil membopong backpack yang cukup berat dan sekali – kali masuk ke beberapa toko
penjual sovenir untuk melihat lihat dan sekedar numpang berteduh dari sengatan matahari
yang begitu terik, ahirnya kami sampai
di depan kantor Kanawa Island Resort. Sesampainya di kantor, kami di sambut mba
resevsionis yang ramah, kami di minta mengisi data diri di secarik kertas dan
di persilahkan menunggu tamu lain yang
akan di berangkatkan bersama kami ke
pulau kanawa (biyaya antar jemput free alias sudah includ dalam tarif
penginapan). Karena penginapan di pulau ini terbatas dan kami tak ingin ke
habisan tempat menginap, jadilah dua minggu sebelum malakukan trip keliling Flores,
kami sudah membooking tempat di pulau
ini. Untuk informasi tarif penginapan dan pembookingan bisa di lakukan di web
resmi mereka : http://kanawaislandresort.com/home.html
FYI: Di pulau ini terdapat beberapa jenis penginapan, dari
mulai bungalau sederhana, Bale, Tenda dan tanah kosong (buat yang pengen mendirikan tenda).
Sekitar pukul 12 siang,
setelah semua tamu datang, kami di antar salah satu pegawai menuju dermaga di mana sudah tersedia perahu kecil bermotor yang akan mengangkut kami menuju pulau Kanawa.
Mesin perahu mulai menderu, semua
penumpang dan aneka kebutuhan sandang
pangan untuk resort sudah di naikan, dan perahu mulai meninggalkan dermaga.
Perjalanan sendiri memakan waktu kurang lebih 1 jam. Di sepanjang perairan kita
akan melihat lalu lalang aneka jenis kapal, mulai dari kapal-kapal nelayan sampai kapal phinisi berbagai ukuran.
Kapal – kapal itu mengangkut para wisatawan yang ingin atau sudah ke Pulau Komodo atau pulau Rinca. Selain kapal,
terdapat pula gugusan pulau kecil berbentuk bukit yang menjadi icone Labuan Bajo. Dari kejauhan terlihat
pulau rinca dengan perbukitanya yang gersang berwarna emas kecoklatan, rasanya
tak sabar menyambangi pulau itu besok. Jujur saja, saya baru tahu kalau ternyata pulau komodo dan
pulau rinca itu sangat besar, saya pikir tak sebesar itu, hahaha.
Kanawa Island |
Terik matahari yang terasa semakin menyengat menyambut
kedatangan saya di dermaga pulau Kanawa. Sebelum berjalan lebih jauh menyusuri
dermaga kayu panjang seperti para tamu lainya, saya menyempatka
diri menyinggahi sebuah kapal lain yang sedang bersandar di dermaga. Perahu ini
adalah milik pak Din, beliau adalah orang yang akan mengantar perjalanan kami mengunjungi Pulau Rinca dan
Komodo besok siang(sebelumnya kami sudah membuat janji akan bertemu di pulau
kanawa karena kebetulan beliau sedang membawa tamu snorkling di pulau ini),
beberapa lembar rupiah kami berikan untuk modal pak Din berbelanja kebutuhan
makan kami nanti saat berlayar 2H1M di
Taman Nasional Komodo. Selesai urusan dengan pak Din, kini saya di buat
merinding dengan ke indahan yang tersaji di bawah saya. Perairan dangkal dengan beratus
ikan yang berenang bebas beserta aneka trumbu karang warna warni di dalam air
yang begitu jernih. Tapi panas yang begitu terik memaksa saya mempercepat
langkah menuju bangunan resevsionis untuk melapor dan meminta kunci (eh gak
pake kunci kok, karena kami menyewa sebuah tenda untuk menginap malam
ini,hehe). Saat pertama kali saya membaca kata tenda di web resmi mereka saat
akan melakukan pembookingan, yang terbanyang di otak saya adalah sebuah tempat
pengap dan panas dengan alas tanah yang akan membuat badan saya sakit kalau
tidur, tapi karena harga yang di tawarkan sangat bersahabat, jadi saya tak
terlalu memusingkan akan hal itu. Namun saya sedikit terkejud saat kami di
antar oleh petugas resort menuju tenda yang akan kami tempati. Sebuah atap yang
terbuat dari jerami menaungi tenda yang akan kami tempati, di tambah lagi kasur
empuk beserta bantal . Di depan tenda tersedia sebuah tikar bambu tempat kami
bersantai dan seember air bersih untuk membersihkan kaki.
Penginapam di Kanawa |
Di pulau ini juga
terdapat penginapan berbentuk bungalau yang berkonsep sederhana, di depan
setiap bungalau terdapat sebuah hamok dan di belakang bungalau terdapat sebuah
kamar mandi semi outdor. Selain bungalau ada juga penginapan berbentuk bale, yang
sekelilingnya di tutupi sebuah tirai bambu, dan bale bale ini di letakan
berjejer persisi di tepi pantai. Tapi kalau yang mau hemat bisa bawa tenda
sendiri dan menyewa sebuah tanah lapang untuk mendirikan tenda. Untuk
penginapan yang berbentuk bale dan tenda tak tersedia kamar mandi pribadi,
melainkan di sediakan kamar mandi umum untuk di pake bersama – sama. Pemakaian
air bersih sangat di batasi di pulau ini, karena semua air bersih di bawa dari Labuan
Bajo, begitu pula penggunaan listrik yang beroprasi hanya sampai pukul 10 malam
saja, karena pasokan listrik di dapat dari tenaga sinar matahari.
Setelah beristirahat sebentar dan menaruh tas, kami kembali
ke resevsionis untuk menyewa alat snorkling, tapi sayang semua alat snorkling
sudah habis di sewa oleh pengunjung lain (sedikiti menyesal karena gak sewa alat
snorkling di LabuanBajo),tapi hal itu tak menyurutkan keinginan saya untuk
berenang.Tanpa basa basi, saya langsung menceburkan diri ke laut yang nampak
begitu tenang, untunglah pantai di sini landai dan tak ada ombak, jadi saya bisa
leluasa berenang (padahal gak bisa
renang,hehe). Ada hal yang menarik di
pantai ini selain terumbu karang yang jaraknya selemparan batu dari bibir
pantai, di sini juga surganya bintang laut. Hampir setiap satu meter ketemu
bintang laut dengan berbagai bentuk dan
warna. Puas berenang, dan membilas badan di kamar mandi yang bikin was – was
(gimana gak was – was, kamar mandinya terbuat dari bilah – bilah bambu yang di
susun tak terlalu rapat, kalau di kamar sebelah ada yang mandi, jadi bisa intip – intipan,,haha) saya kembali ke
tenda karena sebentar lagi senja menjelang, rasanya sayang jika
saya harus melewatkan melihat sunset di atas bukit. Kali ini hendra tak ikut naik ke atas bukit,
sepertinya berat badan yang menahan niatnya ke sana,,hahah. Perjalanan ke atas bukit bisa di bilang cukup
curam dan agak berbahaya, karena tidak ada pegangan apalagi anak tangga, hanya
ada jalan setapak yang akan sangat licin jika musim hujan datang. Bukit ini
memiliki beberapa puncak, jadi semua orang akan kebagian spot terbaik untuk
melihat sunset, di atas bukit juga terdapat bangku bambu yang menghadap ke arah
sunset. Jika mendaki bukit ini, ada baiknya menggunakan celana panjang karena
di beberapa jalan setapak terdapat
tanaman duri.
Sore itu tak terlalu banyak orang yang menghabiskan waktu
melihat sunset, hanya ada saya dan beberapa orang saja yang semunya terpencar
di berbagai spot terbaik. Di atas bukit ini juga terdapat sebuah kamar (bale)
untuk di sewa (pasti cape kalau nginep di sini pas mau makan atau main
air,hehe).
I Love Sunset |
Perlahan namun pasti, matahari mulai meredupkan sinarnya,
menyemburkan cahaya jingga yang lebih bersahabat dengan mata, semakin lama
sinarnya semakin redup dan menghilang di
telan samudra, meninggalkan semburat senja di cakrawala. Sungguh damai rasanya melihat persembahan
tuhan sore itu,langit mulai berganti pekat dan penghias malam mulai bermunculan.
Sebelum cahaya benar benar habis, saya cepat turun dari atas bukit ini, karena
tak ada penerangan sama sekali di sini. Bersukur rasanya selalu di beri
kesempatan istimewa oleh allah swt menyaksikan semua hal yang dia ciptakan.
Sesampainya di bawah,
rasa lapar mulai mendera. Kami makan malam di pinggir pantai bersama tamu lain tepat di bawah pohon dengan gantungan lampion-lampion
putih. Harga makanan di sini bisa di
bilang mahal, tapi karena gak ada pilihan lain ya tetep harus dibeli ( untung
di traktir hendra, hehe). Acara makan malam selesai, lampu
mulai di padamkan. Langit yang hitam kini semakin nampak berwarna dengan
taburan beribu bintang, langit di Flores selalu nampak lebih indah dari langit
di manan pun yang pernah saya lihat, alunan debur ombak serta semilir angin laut melancarkan jalan saya menuju alam mimpi dan menutup hari
ini dengan begitu sempurna.
***
Pukul 5 pagi saya sudah terbangun, berbekal senter
yang saya bawa, saya mulai kembali menaiki bukit seperti yang saya lakukan
seperti kemarin sore. Pagi ini saya tak ingin melewatkan sunrise di pulau ini.
Beda dengan kemarin sore, kali ini saya benar-berar sendiri mendaki bukit. Tak
ada satu wisatawanpun, mungkin mereka malas jika harus bangun pagi dan menembus
udara dingin .Pagi itu kabut tipis sedikit mengaburkan cakrawala, tapi itu tak
menghalangi keindahan matahari yang mulai
muncul di balik kabut. Sinar hangatnya
mulai memecah kabut dan memberikan saya langit cerah. Saat matahari mulai
meninggi, saya kembali turun untuk mengisi perut yang sudah protes. Seporsi
sarapan pagi yang tak begitu cocok dengan lidah saya tersaji di atas meja
(sarapan ini free). Puas mengisi perut, saya mendekat ke bibir pantai. Dan
betapa terkejutnya saya saat melihat aneka trumbu karang yang kemarin saya
lihat kini muncul ke permukaan. Pagi itu laut sedang surut, taman trumbu karang
yang kemarin siang bersembunyi di jernihnya air laut kini terhampar luas di
depan mata.
Puluhan bintang laut bersembunyi di tanaman lamun yang juga berserakan di atas pasir. Saya begitu
kegirangan menyaksikan semua ini, karena ini adalah kali pertama saya
menyaksikan hal seperti ini (terumbu karang di atas permukaan laut). Dengan
berjalan sangat hati – hati saya mendekati aneka gerombolan terumbu karang yang
berwarna warni (tolong berhati – hati saat berjalan di antara terumbu karang
jangan sampai menginjak / merusak terumbu karangnya). Ikan – ikan kecil beraneka
warna terlihat begitu banyak bersembunyi di antara terumbu karang yang setengah
terendam air. Menyenangkan rasanya bisa berada di sini, melihat ciptaan tuhan
yang begitu indah terhampar di depan mata. Semakin siang air semanin naik,
menenggelamkan kembali aneka terumbu karang yang saya lihat. saya beranjak dari
bibir pantai menuju dermaga, melihat aneka ikan besar yang mulai kembali
memenuhi taman terumbu karang. Biota laut di sini sangat lengkap, selain
banyaknya ikan hias aneka warna yang saya tak tau namanya, ternyata ada juga bayi ikan hiu dan ikan lion
fish, beratus bulu babi, ikan pari dan masih banyak jenis lainya (ini surga
bagi yang suka snorkling). Jika ke sini anda harus coba bersnorkling
mengelilingi pulau ini, di jamin akan menjadi pengalaman yang tak akan
terlupakan. Tapi saya tak bisa melakukan hal itu karena siang ini saya akan di
jemput oleh pak Din untuk mengunjungi pulau Komodo dan Rinca. Puas melihat
aneka biota laut, saya kembali ke tenda dan mulai merapikan kembali ransel saya dan bersiap chek out dari pulau
ini. kami berjalan menyusuri dermaga dan menunggu kedatangan pak din dan 3
orang teman baru yang akan meramaikan perjalanan kami menuju Taman Nasional
Komodo. Tak terlalu lama menunggu, kapal
milik pak din mulai mendekat ke dermaga. Senyuma pak din yang ramah menyambut kami, tanpa menunggu
lebih lama lagi, kapal langsung berangkat membelah laut flores,,,
Rinca, I'm comeing.......... :)
Pulau Kanawa masih keren seperti 4 tahun silam...
BalasHapusSuka semua jepretan di blog ini. Nice shots brow... :)
Makasih mas brow,,, :)
Hapusfotonya tambah bagus,, apa destinasinya baguuuussss banget :p
BalasHapusmurni karena destinasinya bagus bgt,,,, :P
HapusWow... cantik sekali...
BalasHapusFoto-fotonya juga bagus...
Tempatnya memang bgs bgt ,,,ayo ke sana :)
Hapusanjritttttt ... keren banget yeeee. Tuch pasir putih bersih
BalasHapusYup keren bgt :D
BalasHapusasli kerennya minta ampun....ngiler pengen banget kesana....
BalasHapusiya, saya aja pengen k sana lagi :D
Hapusmasbro, numpang Tanya,, backpacker kesana kira" harus budget brp yah?? Hehehehej
BalasHapuskalau k kanawa utk 3H2M bisa bawa 500k juga cukup kok, star dr labuan bajo :)
Hapuswahh itu udah sama penginapan nya?? Kmrin saya Cek penginapan tent aja untuk 2 orang 125rb/malam
HapusKanawa memang luar biasa http://sayabackpacker.wordpress.com/2014/09/03/berpetualang-ke-pulau-kanawa-part-1/
HapusBang,budget dr jakarta smpe bisa ke kanawa brp yaa,smuanya. Makasihh,kesengsem bgt
BalasHapus