Memang tak pernah ada hal yang
sempurna di dunia ini , perjalanan 2 minggu menjelajah bumi Nusa Tenggara Timur
yang awalnya saya pikir akan sangat sempurna, berahir dengan sedikit insiden
yang kurang menyenangkan. Hari terahir trip , saya harus “pecah kongsi” dengan
travelmate saya si Panda a.k.a Hendra fu si empunya www.letsescep.me . Hari terahir trip saat kami transit di Bali 2 Hari, Kami tak bisa mengontrol emosi masing-masing lagi, ya banyak hal yang
membuat emosi kita berdua gak bisa kebendung lagi. Emosi – emosi kecil yang tertahan selama 2
minggu selama menjalani trip Flores ini ahirnya pecah di Bali (saya curiga
emosi kita gak bisa ke bendung gara-gara pedesnya nasi pedas bu Andika, karena kita
mulai diem-dieman di situ setelah hendra ngebentak saya, hahaha). Ahirnya
saya dan hendra memutuskan untuk mengahiri Trip kali ini dengan jalan
masing – masing, padahal kita sudah cek in di salah satu penginapan di kuta, namun
hendra memilih pergi dari penginapan itu entah ke mana (berasa kayak cerita
orang pacaran, wakakak) . Ternyata memilih
travelmate itu memang gak gampang, saya baru sadar kalau cara saya dan Hendra menikmati
perjalanan sedikit berbeda. Saya yang sangat aktif (mungkin sedikit hiperaktif,
ahaha) dan lebih senang melihat segala
sesuatunya lebih dekat dan lebih detail, lompat dari satu tempat ke tempat lain, menyusuri setiap sudut objek wisata dan
rela berlelah – lelah untuk mendapat momen yang sangat saya mau. Sementara hendra
lebih santai, menikmati semunya dari 1 tempat saja, menatap dari jauh dan
menikmati susana dari tempat yang bisa bikin dia nyaman, tak begitu suka
berlelah-lelah (ya mungkin karena postur
tubuh dia juga, hahaha *di ketok hendra* )
Dan sekarang saya sendiri di Bali
dan harus pulang sendiri ( ya walau nanti masih 1 pesawat sama si Panda). Lantas
terlintas ide gila beberapa tahun lalu saat saya pertama kali akan mengunjungi
Bali, waktu itu karena ingin menghemat budget, saya berniat jalan kaki dari Bandara
Ngurah Rai ke Kuta. Namun hal itu batal gara-gara teman saya meyakinkan saya
kalau itu perbuatan konyol yang bisa bikin betis berkonde (Cape), dan terpaksa
saya urungkan niat saya itu. Kali ini ide itu muncul lagi dan saya mengamininya
, Ya saya akan jalan kaki dari Kuta ke Bandara I Gusti Ngurahrai Bali. Dan hal
ini di dukung oleh alasan yang kuat, Karena gak bareng Hendra (dia mana mau jalan
jauh, hahaha), karena Dengan jalan kaki
saya bisa cari dulu oleh – oleh di Joger dan Krisna tanpa harus beberapa kali
pindah angkutan (kalau meminta taxsi atau ojek nungguin, bayarnya mahal, hahaha), dan yang
terpenting saya tidak usah mengeluarkan uang untuk biyaya transfortasi ke
Bandara .
Penerbangan saya ke jakarta kebetulan siang hari, jadi saya punya cukup waktu jalan kaki. Besoknya setelah sarapan di penginapan, saya cek out dan langsung menuju mini market untuk membeli air mineral botol ukuran besar dan beberapa cemilan (bekal untuk jalan kaki, hahaha). Awalnya saya mengikuti petunjuk arah di google maps, Namun sialnya HP saya tibak – tibak mati *apes*. Jadilah saya harus menggunakan ingatan saya menuju Bandara. Saya terus jalan kaki sampai saya ahirnya tiba di Joger, masuk joger dan membeli beberapa oleh – oleh. Saya terus berjalan ke arah bandara melewati jalan Raya Tuban (kalau gak salah). Matahari pagi yang terik dan backpack yang berat membuat keringat membanjiri tubuh saya. Beberapa kali ada ojek yang menawarkan jasanya, namun saya tolak.
Cukup jauh berjalan, Ahirnya saya
sampai di pusat oleh – oleh Krisna Tuban, saya masuk dan membeli beberapa oleh –
oleh. Kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Di jalan yang menuju bandara,
saya sempat ingin menumpang mobil – mobil yang mengarah ke bandara, tapi nyali
saya gak sebesar yang saya kira, saya gak berani mencegat mobil dan menumpang. Saya
terus berjalan, pundak mulai tersa pegal dengan beban backpack yang bertambah
berat. Tapi untunglah Jalan yang menuju bandara ini cukup nyaman, karena banyak pepohonan di sepanjang jalan.
Dan sekitar pukul 12 siang, setelah
menempuh perjalanan sejauh 6 KM selama 3,5 jam, saya sampai di Bandara (Yang bikin lama perjalanan
ini ya saat memilih oleh – oleh di Joger dan Krisna , hehehe) . Di bandara saya
ketemu Hendra yang nampak heran dengan muka lusuh saya. Saya duduk di sebelhnya sembari menunggu waktu boarding, bertingkah seolah tak terjadi apa-apa (berasa gak punya dosa), sementara hendra teteap memasang muka keselnya, wakakak
Ohy seteleh kejadian "Pecah Kongsi" ini , kami sepakat gak akan lagi ngetrip berdua doang, ya minimal bertiga lah,,, Biar ada penengah kalau lagi gontok - gontokan, hahahaha
Dan bagi yang pengen ke bali tapi gak rela bayar taxsi bandara yang mahal atau malas naik ojek, jalan kaki ini bisa di jadikan alternatif lain. Memang sih jalan kaki dari Kuta ke Bandara I Gusti Ngurahrai cukup menguras energi dan bikin pegel, namun ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi saya, nanti kalau ke bali lagibareng pacar, pengen
mengulang hal yang sama *Biar Hemat Beib* #PulangTripLangsungDiPutusin
Ohy seteleh kejadian "Pecah Kongsi" ini , kami sepakat gak akan lagi ngetrip berdua doang, ya minimal bertiga lah,,, Biar ada penengah kalau lagi gontok - gontokan, hahahaha
Dan bagi yang pengen ke bali tapi gak rela bayar taxsi bandara yang mahal atau malas naik ojek, jalan kaki ini bisa di jadikan alternatif lain. Memang sih jalan kaki dari Kuta ke Bandara I Gusti Ngurahrai cukup menguras energi dan bikin pegel, namun ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi saya, nanti kalau ke bali lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar