Sabtu, 01 September 2012

Rammang – Rammang : Keindahan di Balik Kesederhanaan



Pukul 3 subuh, mobil bis lita n co yang saya tumpangi  dari toraja berhenti tepat di depan kantor bupati pangkajene. Saya bergegas turun dengan keadaan setengah sadar, karna sedang terlelap tidur saya  kaget di bangunkan kondektur bis. Memang  ini kemauan saya, karena sebelum bis meniggalkan toraja saya sudah berkali – kali mengingatkan supir dan kondektur untuk menurunkan saya di kantor bupati pangkajene, karna di sini lah saya akan di jemput seorang teman. Dan tak terlalu lama menunggu, saya sudah di jemput anca (teman dari backpacker makassar) menuju rumahnya.
          ***
Dermaga
Setelah memejamkan mata untuk beberapa jam, pukul  7  pagi saya sudah bersiap pamitan sama keluarganya  anca , setelah sebelumnya sarapan terlebih dahulu.  Agenda hari ini adalah mengunjungi objek wisata yang berada di maros sebelum ahirnya nanti siang saya harus ke bandara dan melakukan perjalanan pulang ke jakarta. Di tengah kesempitan waktu yang saya miliki, saya memutuskan untuk mengunjungi Rammang – rammang, sebenarnya saya juga ingin sekali mengunjungi leang – leang dan bantimurung, tapi ya sudahlah . Setelah berpamitan, anca pun memacu motornya menyusuri jalan poros maros – makassar , sampai ahirnya kami bertemu sebuah pertigaan yang mengarah ke pabrik semen bosowa. Kami mengikuti jalan itu sampai ahirnya kami tiba  di sebuah jembatan yang di bawahnya terdapat anak sungai yang akan membawa kami ke rammang – rammang. Motor kami simpan di pinggir jalan, kami turun ke sungai yang memiliki sebuah dermaga kecil tempat menaik turunkan orang – orang yang ingin melihat keunikan rammang – rammang.
Beberapa lama menunggu perahu yang akan kami gunakan tak kunjung datang, kami putuskan untuk melihat – lihat taman batu terlebih dahulu yang jaraknya tak terlalu jauh dari sini. kami kembali menaiki motor, memutar arah dan memacunya menuju taman batu. Tak lebih dari 15 menit, kami sampai di kompleks taman batu. Dengan mata yang terbelalak, saya tak percaya ada begitu banyak batu – batu karts berwarna hitam beraneka bentuk dan ukuran  bermunculan di tengah area persawahan. Batu – batu ini memiliki lekukan – lekukan  yang relatif sama, lekukan – lekukan ini seperti hasil  kikisan  air. Tak heran banyak pakar yang berpendapat kalau dulunya daerah ini tergenang air . Beruntung  saya berkunjung ke sini saat musim kemarau, jadi persawahan di sini sedang tidak di tanami padi sehingga saya bebas berjalan – jalan di area pesawahan tanpa harus berjalan di pematang sawah. Seolah terpana akan keindahan ini, saya terus berjalan mengelilingi berbagai batu – batu yang beraneka bentuk ini sembari berdecak kagum akan keindahan yang tuhan ciptakan ini. Entah kenapa saya begitu suka sekali dengan tempat ini. Namun karena matahari semakin meninggi dan rasa panas yang semakin menyengat, kami berdua putuskan meninggalkan tempat ini dan kembali ke dermaga rammang – rammang. Sebenarnya buat saya pribadi, panasnya matahari pagi itu bukanlah sebuah masalah besar untuk mengelilingi keindahan setiap sudut tempat ini. Tapi yang jadi masalah adalah sempitnya waktu yang saya miliki dan rammang – rammang yang sudah menunggu. Pokoknya suatu saat nanti saya akan ke sini lagi dan menyusuri semua batuan yang ada di sini sampai tak ada satu batu pun yang terlewatkan oleh pandangan saya.
Taman Batu
Sesampainya di dermaga rammang – rammang , kami sudah di tunggu oleh pak haris, pemilik perahu yang akan kami gunakan untuk mengunjungi rammang – rammang. Rammang – rammang sendiri  adalah nama sebuah perkampungan kecil yang di kelilingi perbukitan karts . Kampung ini seolah terisolasi dari dunia, karena untuk menuju kampung ini kita harus menyusuri sungai menggunakan sampan, tak ada jalan darat menuju sana. Kampung ini juga  hanya di huni 18 orang saja dan mereka semua adalah satu keluarga besar, Pak haris merupakan salah satu warganya.  Di ramang – ramang juga tak ada aliran listrik , jadi bisa di bayangkan indahnya malam di sini dengan jutaan bintang yang nampak jelas menghiasi langit malam. Di balik semua keterbatasan dan kesederhanaannya, rammang – rammang menyimpan pesona yang menawan bagi siapapun yang melihatnya.
Perjalanan Menuju Rammang - Rammang
Setelah duduk manis di perahu pak haris, kami mulai menyusuri sungai menuju ramang – ramang. Ini adalah pengalaman pertama saya menaiki perahu kecil, jadi perahu sering tak stabil karena gerakan – gerakan saya yang mendadak *cukup bikin dekdekan memang, hehehe. Sepanjang aliran sungai, kita akan di suguhi dengan rimbunnya tanaman sejenis palem yang biasa tumbuh di rawa - rawa, kita juga akan menjumpai tebing – tebing tinggi yang begitu angkuh berdiri tegak di antara aliran sungai. Tak hanya itu saja, kita juga akan memasuki sebuah celah batuan karts sebelum ahirnya sampai di ramang – ramang. Sesampainya di rammang – rammang, saya di sambut pematang jalan kecil di antara kolam – kolam ikan milik warga di sini. Dari kejauhan saya melihat beberapa bangunan rumah panggung yang berlatar tebing kars yang menjulang tinggi. Kampung ini memang benar –benar di kelilingi oleh tebing – tebing kars yang seolah memagari kampung ini dari dunia luar, dan sungai yang kami lalui lah satu – satunya gerbang untuk keluar dan masuk kampung ini. Perasaan damai segera saya rasakan saat mengelilingi tempat ini, ingin rasanya menghabiskan waktu 1 minggu berdiam diri di kampung ini , mengikuti semua kegiatan warga di sini dan membaur menjadi satu. Mayoritas warga di sini hidup sebagai petani, sementara mengantar wisatawan menggunakan perahu yang mereka miliki menjadi sebuah mata pencarian sampingan yang insya allah akan membantu perekonomian mereka. Oh ya, harga sewa perahu yang saya tumpangi ini  100k , sementara perahu yang agak besar di hargai sekitar 150k, silahkan hubungi pak haris jika ingin menggunakan perahunya di no ini : 081241029609.  Saya begitu asik menatap tebing – tebing di sini, di selingi obrolan hangat dengan pak haris dan penjelasanya tentang goa – goa yang terdapat di beberapa tebing di situ.




Waktu terasa berjalan sangat cepat, saat saya masing ingin menikmati keindahan rammang – rammang, saya di paksa untuk mengahiri kunjungan saya di sini oleh jadwal pesawat yang akan saya tumpangi. Dengan berat hati saya harus meninggalkan tempat yang sangat damai ini, dalam hati saya berjanji untuk mengunjungi tempat ini lagi dan menyempatkan diri untuk menginap di sini seperti yang pernah anca lakukan bersama teman – temannya. Pak haris kembali menyalakan mesin kapalnya dan kami di antar kembali ke tempat awal kami naik; dermaga rammang – rammang. Anca memacu motornya menuju jalan poros maros – makassar. Sesampainya di jalan poros, saya berpamitan pada anca, karena anca akan pulang ke rumahnya, sementara saya akan menuju bandara, terimakasih buat anca yang menyempatkan diri mengantar saya keliling rammang – rammang dan taman batu. Dari jalan poros saya menumpangi  angkot yang akan menuju makassar (terminal daya), namun saya turun tepat di sebuah perempatan jalan yang menuju bandara. Di jalan yang menuju bandara, saya menaiki shutlle bus gratis yang di sediakan pihak bandara menuju bandara sultan hassanudin makssar. Dan tepat pukul 2 siang,  saya pun mengangkasa meninggalkan pulau sulawesi yang menyimpan sejuta pesona dan keindahan yang membekas di benak saya. Semoga kelak bisa menginjakan kaki kembali di pulau ini, Amin.

20 komentar:

  1. Menarik, ane bookmark dulu tempat ini kalau nanti ke Makassar lagi, doakan ye bro.

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap ane doain, jgn lupa ntar mampir k leang2 n bantimurung :)

      Hapus
  2. Bro kl qm nanti blk ke rammang-rammang,jangan lp mampir k rumh,di pertigaan Semen bosowa.. Noer

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal noer, insya allah nanti kalau ke sana lagi mampir d rumah u.. :)

      Hapus
  3. Mas, terima kasih ya info2nya tentang Toraja. Saya kemarin main2 ke Rantepao, guidenya sebagian dari sini.


    Salam kenal ya,


    ~Adie~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga Adie, wah senang rasanya kalau ada yang ke bantu, memang ini tujuan blog ini,,hehehe.
      doaian sy ya biar bisa exsplor sudut indonesia yang lain, supaya bisa menyebarkan lebih banyak lg info tentang pariwisata indonesia :)

      Hapus
  4. Mas bro saya mau nanya, kalo menuju pangkajene dari makassar via darat naik angkutan jenis apa dan dari terminal mana ya?. Trims & salam kenal (Hapie-Tj.priok jakut)

    BalasHapus
  5. Salam kenal juga...
    Dr makasar naik angkot k terminal Daya d lanjut naik angkot k pangkajene :)

    BalasHapus
  6. Saya udah pernah ke Bantimurung tapi melewatkan objek wisata Rammang-Rammang... Nice info bro...
    Catet dulu nomer telpon penting di atas...buat catatan ke Makassar tengah tahun hehe...

    BalasHapus
  7. Jangan lp mampir ke Leang - Leang juga ya :)

    BalasHapus
  8. tanggal 24 mau ke makasar, semoga bisa mampir ke rammang-rammang, nice inpo,thanks a lot

    BalasHapus
  9. Salam kenal mas. Doakan semoga saya bisa kemari. Nice blog! Keep love Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga, Thanx dah mampir.
      Mari saling mendoakan agar bisa menjelajah semua wilayah indonesia :)

      Hapus
  10. Salam kenal mas. Doakan semoga saya bisa kemari. Nice blog! Keep love Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal mba, Terimakasih dah mampir.. Harus ke sana mba, Kerennnn.....

      Hapus
  11. Halooo..... minggu depan saya mau kesana... : )

    BalasHapus
  12. nanya duuunk.... taman batu itu sama dengan taman prasejarah leang2 atau beda ? lokasi tepatnya disebelah mananya dermaga rammang2 yah? thank you yaaa.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. 500 meter sebelum dermaga ramang2, ada jalan kecil ke arah kiri, lurus aja nanti juga ketemu taman batunya (taman batu ini kelihatan dari jauh kok). Taman batu beda sama leng2 mba :)>
      Have a nice trip y

      Hapus
    2. oce ocee... pahamlah saya, terima kasih yaa...

      Hapus