Kamis, 31 Mei 2012

A Beautiful Night in Singapore

Setelah lelah berkeliling sentosa island,saya kembali ke vivo city dan melanjutkan perjalanan menggunakan  MRT  menuju daerah chinatown  (1,5 SGD). Sesampainya di area chinatown dan keluar  stasiun,saya sempat ke bingungan arah,mengingat suasana di sini yang sangat ramai dengan aneka toko penjual makanan dan riuh rendah orang-orang yang sedang menikmati suasana sore itu. Setelah berjalan-jalan  gak jelas dan masuk ke area perbelanjaan serta  membeli beberapa cendramata,saya kembali ke stasiun chinatown. Namun sebelum masuk ke area stasiun,saya sempatkan dulu untuk mencari mesjid karena saya belum melaksanakan salat dzuhur dan asar. 
pagoda street
Tepat di depan pintu masuk menuju stasiun, ada peta yang cukup besar yang menjelaskan denah stasiun dan bangunan sekitar setasiun. Setelah berdiri cukup lama dan memandangi peta,saya pun menemukan simbol bulan bintang yang di bawahnya tertulis “jamae”,itu artinya bangunan masjid dan masjid itu bernama masjid jamae.  Untuk menuju masjid itu saya harus masuk kembali ke dalam stasiun dan keluar dari pintu yang berbeda  (pintu keluar A, kalau gak salah) yang langsung menyambung dengan jalan pagoda “pagoda street” .  *Fyi: stasiun MRT kadang memiliki beberapa pintu keluar yang berbeda,jadi pelajari dulu peta stasiun MRT dan wilayah sekitar sebelum memutuskan untuk ke luar melalui pintu mana.
Begitu keluar dari pintu yang menyatu dengan jalan pagoda,suasananya sedikit berubah dari pintu pertama yang tadi saya datangi. Sepanjang jalan ini di penuhi lampion merah yang menggantung dan orang-orang yang sedang asik berbelanja di kios-kios yang berderat di sisi kiri kanan jalan. Di sini juga banyak penjual cendramata yang harganya jauh lebih murah dari tempat yang tadi saya datangi  dengan fariasi yang lebih banyak pula.  Selain itu,di sini juga ada bangunan chinatown heritage centre yang masih mempertahankan keaslianya. Saya terus berjalan menyusuri jalan pagoda ini, sampai ahirnya  bertemu jalan besar. Dari sini saya hanya tinggal berjalan beberapa meter ke sebelah kiri dan sampailah saya di mesjid jamae. Mesjidnya cukup besar dan nyaman,di tambah fasilatas yang bagus untuk ukuran sebuah mesjid *kalo di bandingkan dengan mesjid di indonesia,hehe.
kuil hindu
Selesai dengan kewajiban saya, saya memilih untuk tiduran di lantai  luar mesjid,meluruskan kaki yang sudah sangat pegal, sembari mengisi  batre kamera yang sudah sekarat. Saya juga menyempatkan diri mandi di sini,sebenarnya di sini tak ada kamar mandi. Yang ada hanya toilet yang memiliki semprotan yang bisa di jadikan shower.  Hampir 2 jam  saya beristirahat di sini sembari menunggu waktu magrib tiba,dan saat langit singapura sudah mulai gelap saya pun kembali melangkahkan kaki menuju stasiun MRT chinatown. *Fyi: di sekitaran masjid jamae ada juga bangunan kuil hindu yang cukup bagus untuk di jadikan objek foto.
Dari chinatown,saya melanjutkan perjalanan menuju esplanade dengan menaiki MRT menuju city hall (1.2 SGD) tapi karena ini berbeda jalur,jadi saya harus transit dan berganti MRT di stasiun Dhoby Ghaut. Sebenarnya saya sudah  mengunjungi area ini pada pagi hari,namun karena ingin menikmati ke indahan suasanan di sini saat malam hari,jadi saya putuskan untuk mengunjunginya lagi. Sesampainya di stasiun city hall,saya melakukan ke salahan bodoh yang berujung manis (meski agak sedikit melelahkan). Dari stasiun city hall seharusnya saya mengikuti petunjuk arah menuju esplanade theater seperti yang saya lakukan pada pagi hari,namun dengan kebodohan yang saya punya dan berharap akan lebih cepat sampai di area marina bay (saat itu saya hanya memiliki sedikit waktu,karena saya harus mengejar bis yang ke johor bahru),saya malah memilih mengikuti petunjuk arah menuju marina square. Begitu keluar dari pintu,di hadapan saya berdiri kokoh pusat perbelanjaan marina square . Dari sini saya mulai agak bingun harus berjalan ke arah mana,karena dari sini saya sama sekali tidak melihat bangunan marina bay sands ataupun singapore flyer. * di sini lah saya sadar kalo saya bodoh,haha. Karena tak mungkin untuk kembali ke stasiun MRT dan mengambil jalan yang lain,saya pun dengan muka bingun yang sedikit bercampur sok tahu terus berjalan menyusuri jalan ke arah kanan dari pintu keluar. Sampai ahirnya saya melihat singapore flyer dari ke jauhan,dan ini menjadi  seperti petunjuk arah untuk  saya.
marina bay sands
Setelah berjalan cukup jauh,barulah terlihat megahnya bangunan marina bay sand yang bertabur lampu-lampu cantik yang kontras dengan langit singapur yang sangat gelap malam itu. Tak hanya itu saja,ada juga atraksi lampu laser yang memancar dari berbagai sudut. Namun sayang,saya tak sempat mengabadikan atraksi lampu-lampu laser itu. Setelah lama berjalan,saya pun sampai di jembatan (the helix) yang indah berhias lampu-lampu berwarna biru. Jembatan ini terdiri dari rajutan-rajutan besi yang di bentuk melingkar. Di jembatan ini juga di bangun beberapa tempat (mirip balkon) yang langsung menghadap view marina bay sands dan area CBD. Cukup lama saya berdiam di sini menikmati malam. 
CBD
Setelah cukup puas,saya memutuskan untuk mengelilingi bagian lain di kawasan ini. Dari jembatan ini, saya berjalan menyusuri jalan raffles avenue sampai di esplanade outdoor theatre. Di sini banyak sekali orang yang pacaran dan membuat saya iri,hehe. Tapi memang suasananya sangat romantis untuk di habiskan berdua sembari melihat ke indahan bangunan-bangunan yang luar biasa indah ini, *semoga suatu saat bisa mengajak seseorang ke sini,haha #mimpi. Saya terus berjalan menyusuri pinggiran marina bay sampai di jalan esplanade drive,awalnya saya akan terus berjalan sampai di merlion park. Namun mengingat waktu yang sudah cukup malam dan takut ke habisan bis yang ke johor bahru, jadi saya harus cukup puas melihat patung merlion dari jauh. Semoga suatu saat bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi di sini,tentunya dengan seseorang yang sangat berarti bagi saya,hehe. Sebenarnya masih banyak tempat yang ingin saya datangi malam itu,salah satunya Clarke Quat yang sangat indah jika di lihat di malam hari. Namun waktu tak memungkinkan,tapi tak apalah, ini akan saya jadikan alasan untuk mengunjungi singapura lagi  suatu saat nanti. Terimakasih tuhan atas semua kesempatan yang di berikan :)
singapore flyer and Esplanade
The Helix and Marina Bay Sands

Selasa, 29 Mei 2012

Menikmati Pesona Sentosa Island

Dari orchard road,saya kembali menuju stasiun MRT orchard untuk melanjutkan perjalanan ke sentosa island ( stasiun harbour front). Namun karena beda jalur,saya harus pindah jalur di stasiun dhoby ghaut dan menaiki MRT yang ke arah stasiun harbour front. Untuk mencapai stasiun harbour front dari orchard saya harus mengeluarkan uang sebesar  1,7 SGD.
Sekitar pukul 11:45 saya sudah sampai di stasiun harbour front yang menyatu dengan vivo city shopping centre. Saya langsung menuju tempat pembelian tiket monorail di  lantai 3. Sesampainya di lantai 3,saya menyempatkan diri untuk memilih menikmati view sentosa island dari rooftop sky park terlebih dulu. View dari sini sangat indah dengan kapal-kapal  yang berseliweran di selat antara pulau sentosa dengan daratan singapura. Tak hanya itu,di sini kita juga bisa melihat pulau sentosa dengan bangunan-bangunan unik dan kereta gantung yang menghubungkan pulau sentosa dan singapura. Ada juga pelabuhan fery yang melayani penumpang  menuju  pulau batam. 
view dari rooftop sky park
Puas berpanas-panasan di rooftop sky park,saya kembali ke tempat pembelian tiket monorail  yang akan membawa saya ke sentosa. Di sini saya sempat bingun karena saya tak melihat tempat penjualan tiket monorail,saya hanya melihat kios yang melayani orang-orang yang akan membeli tiket pertunjukan yang ada di sentosa. Tapi entahlah,mungkin saya yang kurang begitu paham di mana harus membeli tiket monorail menuju sentosa atau memang gak ada kiosnya,sampai ahirnya saya menemukan beberapa  buah mesin tiket otomatis yang menjual tiket monorail menuju sentosa . Harga tiket monorail pulang pergi (sudah termasuk tiket masuk) sebesar 3 SGD per orang. Selesai dengan urusan tiket,saya menuju peron dan menunggu monorail yang akan membawa saya ke pulau sentosa. *Fyi: ada 3 buah stasiun yang akan di lewati di sentosa island. Yang pertama bernama  waterfront station,jika tujuan anda universal studio,makan harus turun di sini. Yang ke 2 imbiah station di sini terdapat patung merlion yang gede banget. Dan yang ke 3 sekaligus yang terahir adalah beach station,jika ingin menikmati siloso beach dan palawan beach maka turun di sini.
monorail
Tak begitu lama,datanglah monorail. Saya menaiki monorail dan berhenti di  stasiun pertama,karena memang tujuan pertama saya adalah universal studio. Suasana siang itu begitu cerah denga langit yang berwarna biru muda.  Sesampainya di stasiun pertama,saya langsung turun dan berjalan menuju pintu gerbang universal studio. Suasana di depan universal studio sudah sangat ramai dengan orang-orang yang berbondong-bondong berfoto di depan bola dunia khas universal studio. Cukup lama saya berdiam menikmati orang-orang yang memasang berbagai gaya di depan bola dunia ini,hehe. Sebenarnya saya ingin sekali masuk dan menikmati wahana yang ada di dalam universal studio,namun karena harga tiket  masuknya yang  sangat mahal (bagi saya),jadi saya urungkan niat itu. Saya hanya berputar-putar saja di sekitar universal studio.
Sampai ahirnya cacing-cacing di perut mulai teriak kelaparan. Saya pun melangkahkan kaki menuju bangunan malaysian food street  yang di dalamnya terdapat berbagai macam kedai makanan yang menyajikan makanan malaysia. Sepiring nasi lemak seharga 3 SGD cukup membuat cacing-cacing di dalam perut saya diam. Dari universal studio,saya kembali menuju waterfront station untuk melanjutkan perjalanan menuju imbiah station. Ohya  selama berada di sentosa island,kita bebas menaiki monorail tanpa di pungut biyaya lagi. Sesampainya di imbiah station,saya di sambut patung merlion yang ukuranya beberapa kali lebih besar di banding yang ada di merlion park. Suasana di sini cukup asri karena banyak pohon-pohon yang di tanam. Namun tak ada hal yang menarik di lakukan di sini,selain berfoto dengan merlion. Saya berjalan mengelilingi patung merlion dan menyusuri sungai buatan yang futuristik sampai ahirnya tiba di beach station. Dari sini saya berjalan menyusuri pantai siloso yang berpasir putih. Meski ini merupakan  pantai buatan, namun pantai ini cukup membuat saya betah bertahan lama di bawah terik matahari. Tapi tetap saja ada yang membuatnya kurang begitu indah,karena pemandangan di tengah laut yang di hiasi puluhan kapal-kapal besar. Di pantai ini terdapat juga gugusan-gugusan pulau kecil buatan. Dan di ujung pantai ini terdapat  jembatan yang menghubungkan pantai dan pulau kecil buatan itu.
siloso beach
Puas berkeliling pantai siloso,saya kembali berjalan menuju arah beach station dan melanjutkan berjalan menuju pantai palawan. Ohya sebenarnya ada mobil gandeng yang bisa mengantar kita berkeliling pantai siloso dan palawan secara gratis,kita hanya tinggal menunggunya di halte-halte yang tersedia.
Sesampainya di pantai palawan,suasananya lebih sedikit sepi di banding pantai siloso. Di sini hanya sedikit orang-orang yang bermain di pantai. Di pantai ini pun terdapat sebuah pulau yang ukuranya sedikit lebih besar dari pulau-pulau yang ada di pantai siloso.
palawan beach
Tak hanya itu,di sini pun terdapat jembatan gantung yang cukup panjang yang menghubungkan pulau dengan pantai. Tepat di tengah pulau berdiri kokoh bangunan kembar 4 lantai yang terbuat dari kayu, di lantai ke 3 terdapat jalan penghubung antara kedua bangunan ini. View dari sini begitu cantik,karena kita bisa melihat jembatan gantung dan siluet pantai nan indah. Tempat ini sangat cocok untuk melihat sunset,cukup lama saya berdiam diri di sini sembari meluruskan kaki saya yang sudah sangat pegal,sampai ahirnya saya memutuskan turun karena jam sudah menunjukan pukul 16:20,karena  masih banyak tempat yang akan saya datangi di singapura. Saat berjalan menuju beach station, saya mengisi botol air saya yang sudah mulai kosong di tempat keran air minum. Karena kaki sudah gak kuat lagi berjalan,saya pun  beristirahat di halte sembari menunggu mobil gandeng yang akan membawa saya ke beach statio. Sesampainya di  beach statio,saya kembali menaiki monorail menuju vivo city dan melanjutkan perjalanan ke sudut singapura yang lain.
view dari atas bangunan kayu
Setengah hari yang sangat berkesan di sentosa island,meski saya tak menikmati satu pun permainan yang di sediakan di sini. tapi saya sangat puas mengelilingi sebagian pulau ini.
Fyi: ada bebearap wahana yang geratis di pulau sentosa,di antaranya adalah Crane Dance ( 9 pm daily),dan  Lake of Dreams (9.30 pm daily)

Trip to Singapore

Alaram hp membangunkan saya pagi itu,di luar hujan nampak  cukup deras. Bergegas saya merapikan ransel dan menuju toilet terdekat untuk kemudian  menuju prayer room yang jaraknya cukup jauh dari tempat saya tidur. Selesai solat subuh,saya membuka ransel dan mengeluarkan roti sobek,untuk menu sarapan pagi ini. Selesai sarapan dengan roti sobek yang lumayan bikin kenyang,saya mencari kran air  minum dan mengisi botol minum yang memang senghaja saya bawa. *karena harga air putih kemasan yang cukup mahal di singapura,jadi saya senghaja membawa botol air minum.
Setelah mengisi penuh botol air minum,saya kembali  berjalan menelusuri lorong-lorong di changi,saya  masih sangat betah berlama-lama di bandara ini dan tak ingin cepat-cepat beranjak pergi. Padahal di itinerary yang saya buat,saya harus sudah meningalkan bandara ini sekitar jam 6 pagi,tapi aktualnya pukul 7 saya masih asik menjelajahi sudut bandara ini. Perhatian saya tertuju pada papan petunjuk arah yang bertuliskan “swimming pool”,saya pikir berita tentang adanya kolam renang di bandara ini hanya sebuah gurauan saja,tapi ternyata memang benar-benar ada. Setelah puas berkeliling dan mengambil beberapa peta singapura,saya berjalan menuju skytrain yang akan membawa saya berpindah terminal. Awalnya sempat bingung,mau naik skytrain dulu ke terminal 3 di lanjut ke terminal 2 (karena stasiun MRT ada di terminal 2) apa keluar dulu di imigrasi terminal 1. Tapi pada ahirnya saya memilih menaiki skytrain terlebih dahulu dan keluar di imigrasi terminal 2. *fyi: skytrain ini ada dua,skytrain sebelum pemeriksaan imigrasi dan skytrain setelah pemeriksaan imigrasi (saya juga baru tahu setelah keluar imigrasi).
Skytrain yang  saya naiki hanya  mengantar saya ke terminal 3, sedang untuk menuju terminal 2,saya harus turun dan berganti skytrain di terminal 3. Setibanya di terminal 2,saya turun satu lantai menuju pemeriksaan imigrasi. Di sini saya mulai sedikit gelisah,takut di tanya macam-macam sama petugas imigrasi karena mengingat paspor saya yang masih polos (belum pernah di cap imigrasi manapun a.k.a belum pernah keluar negri) di tambah lagi saya tiba di terminal 1 tapi malah keluar di pemeriksaan imigrasi terminal 2. Tapi semua kecemasan saya itu lenyap ketika paspor saya berhasil di bubuhi cap imigrasi singapura tanpa di tanya macam-macam,hanya di tanya apa pernah masuk singapura menggunakan identitas lain.
mesin penjual tiket
Selesai dengan urusan imigrasi yang sangat mulus,saya berjalan keluar sembari melihat petunjuk arah menuju stasiun  MRT. Saya terus berjalan menuju stasiun MRT changi yang lumayan cukup jauh. Sesampainya di stasiun,saya sedikit ragu saat akan membeli tiket di mesin otomatis (mengingat ada beberapa teman yang bercerita di blog mereka, akan kesulitan mereka  saat  pertama kali menggunakan mesin penjual tiket otomatis ini). Tapi kenyataanya tak sesulit yang saya bayangkan,saya hanya tinggal menyentuh layar (jenis tiket apa yang akan di beli) dan (stasiun yang akan di tuju) dan kemudian memasukan uang sesuai yang tertera di layar (tenang jika bukan uang pas,akan dapat kembalian kok). Setelah itu barulah keluar tiket berwarna hijau yang bentuknya mirip kartu ATM. Untuk masuk ke area peron,kita cukup men-tap kartu ke sensor yang terpasang di palang pintu otomatis. Tak terlalu lama menunggu,MRT sudah tiba. Tujuan pertama saya adalah  stasiun city hall, jadi nanti saya harus berganti MRT di stasiun tanah merah,karena  MRT dari changi hanya melayani 2 stasiun saja yaitu  expo dan tanah merah. Jika ingin melanjutkan perjalanan mengelilingi kota singapura kita harus turun di stasiun tanah merah dan berganti MRT menuju joo koon. *Tips: buat yang pertama kali ke singapura (seperti saya)  pelajari baik-baik peta/jalur MRT karena akan sangat membantu kelancaran trip.
suasana dalam MRT
Suasana  gerbong MRT sangat sepi,mengingat ini masih pagi dan tak terlalu banyak orang yang  meningalkan changi menuju kota. Barulah saat berganti MRT di tanah merah suasana menjadi sangat padat,karena banyak orang-orang yang akan berangkat kerja. Cuaca pagi itu masih sedikit gerimis dengan awan hitam menggantung di mana-mana. Sekitar pukul 7:30,setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit saya  sampai di stasiun city hall. Di sini saya sedikit ke bingungan saat akan keluar stasiun karena stsiun ini ada di bawah tanah jadi saya cukup lama berputar-putar di mal yang menyatu dengan stasiun MRT. Sempat beberapa kali salah jalan sampai ahirnya saya bisa keluar tepat di depan jalan esplanade drive. Dari sini juga saya masih sedikit bingung karena saya belum juga melihat bangunan esplanade (bangunan yang menyerupai durian). Untuk beberapa lama saya terdiam dan memperhatikan banguna-bangunan sekitar dan barulah saya sadar kalau saya baru saja keluar dari bangunan esplanade,hehe.
Esplanade dan singapore flyer

Area CBD
Marina bay Sands dan patung Merlion
Saya berjalan menyusuri jembatan menuju patung merlion,dari kejauhan nampak berdiri kokoh bangunan marina bay sands dan artscience museum. Pagi itu suasana di merlion park masih  sangat sepi,hanya ada beberapa orang saja yang sedang asik berfoto. Seolah tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini,saya pun ikut-ikutan sibuk mengambil gambar. Baru sekitar pukul 9 pagi,suasana menjadi ramai dengan banyaknya rombongan yang mendatangi merlion park. Saya pun berjalan ke sisi lain kawasan ini,menyusuri  singapore river dan berjalan-jalan di sekitar taman.  Karena di rasa sudah puas berkeliling,saya pun memutuskan kembali ke stasiun city hall dan melanjutkan perjalanan menggunakan MRT menuju orchard road. 
Sesampainya di orchard,tak ada hal menarik yang bisa di lakukan di sini (bagi saya),karena di sini hanya tersedia berbagai macam mal-mal yang membuat saya agak minder untuk masuk,hahaha. Namun karena suasana di sini cukup teduh  untuk sekedar jalan-jalan santai menikmati suasana orchard yang sangat terkenal itu,jadi saya cukup lama berkeliling menyusuri jalanan ini. Sepanjang jalan,mata saya terus berkeliling mencari penjual uncle ice cream yang juga gak kalah terkenalnya dengan jalan orchard ini. Namun sayang, mungkin karena masih agak pagi, jadi saya tak melihat satu pun penjual uncle ice cream yang berjualan. Karena kaki sudah cukup pegel,saya memilih untuk beristirahat sebentar sembari melihat burung-burung merpati yang sedang asik di beri makan. Setelah puas beristirahat,saya kembali berkeliling sebentar dan melanjutkan perjalanan menuju sentosa island.


Jumat, 25 Mei 2012

Menginap di Bandara Changi,Singapore

Sudah lama saya merencanakan untuk menginap di bandara yang keren ini,karena memang kebetulan saya memiliki penerbangan malam hari ke negri singa ini. Sudah banyak  artikel yang saya baca tentang orang-orang yang menginap di sini dan  spot-spot mana saja yang nyaman untuk tempat tidur selama di changi. Dan pada ahirnya saya pun memutuskan untuk menginap di area transit bandara ini dan merasakan kemewahan yang di tawarkannya. :)
Sekitar pukul 21:30 pesawat indonesia airasia yang membawa saya dari jakarta mendarat mulus di bandara changi.  Di lihat dari dalam pesawat ,bangunan bandara changi biasa saja (sangat jauh dengan apa yang saya bayangkan sebelumnya). Namun saat melangkahkan kaki ke luar pesawat,barulah sedikit kemewahan itu terlihat. Begitu menginjakan kaki di area bandara,kaki saya sudah di manjakan dengan empuknya  lantai yang  berupa karpet tebal *kalo di pake guling-guling juga empuk banget kayaknya,,haha.
 Saya bersama beberapa penumpang lain berjalan  menuju area kedatangan,sepanjang jalan menuju area kedatangan banyak tersedia kursi di sisi kiri dan kanan jalan (tapi jangan tidur di sini karena banyak petugas bandara). Ada juga eskalator datar(entahlah apa namanya) buat mereka yang malas jalan. Namun sebelum benar-benar sampai di  area kedatangan (pemeriksaan  imigrasi) saya memutar haluan ke  arah yang berbeda dengan penumpang lain, jika penumpang lain langsung turun menuju area ke datangan (pemeriksaan imigrasi), saya malah menuju area trasit C untuk mencari tempat yang nyaman untuk melepas lelah (baca : tidur). Awalnya sempat bingung mau tidur di bagian mana,karena sejauh mata memandang hanya ada deretan toko-toko dan  tak ada kursi / apapun yang bisa di buat untuk tidur sepanjang jalan menuju area transit C.
Sampai ahirnya saya memutuskan untuk naik  satu lantai karena melihat papan petunjuk restoran 24 jam dan ruang pameran. Alangkah kagetnya saya saat melihat ke adaan di lantai ini, karena  puluhan sopa empuk tersebar di seluruh penjuru ruangan,di tambah lagi ada tempat buat nonton tv dengan tv layar datar yang super besar. Tak hanya di situ saja,ke girangan saya semakin menjadi saat menemukan deretan kursi malas yang langsung menghadap ke kaca yang menyajikan view run way bandara changi. Saya pikir kursi malas ini hanya tersedia di area transit terminal 3 saja,tapi ternyata di area transit terminal 1 pun banyak tersedia. Tanpa basa basi lagi,saya langsung bergabung bersama bule-bule yang sudah terlebih dahulu menempati kursi-kursi ini.
Setelah istirahat sebentar,rasanya sayang jika saya tak mengelilingi bandara ini, ya sekalian mencari ruangan untuk solat. Saya kembali turun ke lantai sebelumnya,karena sebelum naik ke ruang pameran ini, saya melihat papan petunjuk arah menuju ruangan untuk solat. Sepanjang jalan menuju ruangan solat yang letaknya berada di ujung lorong,saya melihat deretan komputer-komputer  yang terhubung dengan jaringan internet  banyak tersebar di beberapa sudut lorong. Karena penasaran,saya pun mencobanya beberapa kali. Saat menggunakan komputer ini,kita hanya akan di beri waktu 15 menit dan saat waktu habis maka akses kita akan di putus dan harus memulai dari awal lagi.
Saya berjalan cukup jauh sebelum ahirnya sampai di ruangan solat,tapi untuk mengakses ruangan ini,saya harus turun satu lantai (lantai kedatanga/area imigrasi) namun tidak melewati pemeriksaan imigrasi. *jika masih bingung letaknya di mana,bertanya saja sama petugas yang ada di situ,mereka akan dengan senang hati memberi tahu kita letaknya (karena letaknya memang sedikit tersembunyi).
free internet access
Selesai denga kewajiban saya,saya kembali menuju area tidur saya malam ini. Namun  sebelumnya,saya menyempatkan diri berkeliling lorong-lorong di area transit ini. Bandara changi memang keren,selain deretan komputer-komputer yang bisa di akses siapa saja, saya pun melihat kursi pijat yang boleh di gunakan siapa saja. Di tambah lagi berbagai macam toko pakaian,parfum,coklat dan masih banyak lagi yang buka 24 jam.
 Puas berkeliling dan berhasil membuat kaki pegal,saya kembali ke area pameran dan mulai menutup malam ini dengan mimpi.
zzzZZZZZ,,,,

Selasa, 22 Mei 2012

Karawang-Soekarno hatta : Selalu Memacu Adrenalin



Tak ingin mengulang kesalah yang sama di masa lalu,saat saya harus berlari-lari di terminal 3 soekarno hatta karena mengejar pesawat atau saat berlari-lari di terminal tanjung priuk saat mengejar damri,saya pun memutuskan untuk melakukan perjalanan karawang- soekarno hatta lebih awal,sekitar  pukul 12:30 meski penerbangan saya jam 18:50. Memang sangat menguras waktu,tapi tak apalah asal bisa duduk tenang di ruang tunggu bandara sembari  menunggu waktu boarding tiba. Pukul 12:30 saya sudah tiba di tempat menunggu bis yang akan membawa saya ke jakarta,15 menit berlalu namun bis belum nampak satu pun (ini agak sedikit aneh,mengingat biasanya bis-bis ini sudah ngetem menunggu penumpang). 30 menit berlalu namun bis tak kunjung datang,sampai airnya saya tahu bahwa bis yang melayani rute karawang-jakarta hanya ada tiga buah saja,sementara sisanya sedang di sewa oleh orang. Pikiran saya sudah menerawang jauh ke depan bahwa akan ada sesutu yang tidak beres dengan perjalanan kali ini,namun karena waktu yang masih banyak jadi saya masih bisa sedikit meredam pikiran-pikiran jelek tentang pengulangan kejadian di masa lalu tersebut. Setelah  menunggu 1 jam ahirnya  ada juga bis yang datang dengan tujuan tanjung priuk. Tanpa basa basi saya langsung naik ke bis dan duduk manis di salah satu kursi kosong yang masih tersedia.Perjalanan menuju gerbang tol karawang barat pun terasa cepat karena bisnya tak terlalu lama ngetem di sana sini karena mengingat penumpangnya sudah sangat banyak di dalam bis.  Jalan tol jakarta cikampek pun sangat lancar,dan pikiran-pikiran jelek saya  pun berguguran satu demi satu. Yang jadi permasalah sekarang adalah dari mana saya mendapatkan tambahan uang ringgit malaysia dan dolar singapura,mengingat saya hanya baru mengantongi  90 ringgit dan tak sepeserpun dolar singapur padahal tujuan pertama saya adalah singapura. Sebenaranya saya bisa saja menukarnya nanti di bandara soekarno hatta namun harganya akan sedikit bikin dongkol karna akan jauh lebih mahal dari money changer yang lain. 

Pukul 15:30 mobil saya sudah memasuki wilayah tanjung priuk,namun sebelum benar-benar berada di terminalnya, saya memutuskan untuk turun karena melihat deretan money changer di sepanjang jalan. Namun sayang tak seperti yang saya harpkan, beberapa money changer tak memiliki uang dolar singapura dan ringgit,jika ada pun jumlahnya hanya sedikit saja. Setelah masuk ke beberapa money changer saya pun mendapatkan tambahan 50 ringgit dan 20 dolar singapur. Lumayan lah dari pada tidak ada sama sekali.Sekitar pukul 15:45 saya sudah berada di terminal tanjung priuk,dan saya menemukan mobil damri dengan ke adaan masih kosong,namun tak apa lah karna yang saya tahu mobil damri tak akan mengetem terlalu lama dan saya pun masih memiliki cukup waktu  (karna menurut artiket yang saya baca,mobil ini akan berangkat 30 menit sekali (untuk damri terminal tanjung priuk)).Waktu menunjukan pukul 16:02 namun mobil damri masih tetap diam dan si supir masih merokok di luar mobil,ternyata mobil ini tak beroprasi sesuai jadwal,melainkan menunggu damri yang satunya (damri yang dari bandara) datang baru damri ini akan berangkat ( ya namanya juga indonesia,jadwal hanya sebuah tulisan saja). Kebayang dong gimana kalo damri yang dari bandara ke jebak macet terus mobil damri ini gak akan berangkat-berangkat dong... 
( --___--) .
Setelah 15 menit ngedumel sendiri ahirnya mobil ini berangkat juga,taripnya tetap sama 20k per orang dengan lama perjalanan 1 jam (kalo gak macet). Saat itu jalan tol sangat bersahabat karena sangat lancar meski di beberapa titik sedikit tersendat.
Begitu memasuki gerbang bandara soekarno hatta barulah terlihat antrian kendaran yang mengular,jantung saya mulai berdenyut tak berirama melihat ke adaan ini apa lagi waktu menunjukan pukul 17 lebih. Penyebab kemacetan ini adalah mobil yang mengalami kecelakan di jalan yang menuju terminal 3 (huahhhh kenapa harus yang ke terminal 3 sih.. (--__--‘)). Seharusnya mobil damri ini mengantar penumpang ke terminal 3 terlebih dahulu,namun karena jalan yang ke terminal 3 tak bergerak sama sekali, si supir pun memutuskan untuk ke terminal 1 dulu, dan parahnya terminal satupun gak kalah macetnya.  Di sini saya mulai panik di tambah lagi si supir bilang ini bisa memakan waktu 1 jam untuk sampai di terminal 3. Padahal saat itu menunjukan pukul 17:30,saya pun tambah panik dan mulai menelpon beberapa teman untuk minta bantuan mengirimkan kode booking   penerbangan jakarta-kuala lumpur. Karena kebetulan saya memiliki 2 buah tiket pesawat di hari yang sama, yaitu jakarta-singapur berangkat jam 7 malam dan jakarta-kuala lumpur berangkat jam 20:30 (thank buat mas fendy dan mba octa buat bantuanya). Meski pun begitu saya tetap menginginkan penerbangan jakarta-singapur,karena saya hanya memiliki satau itinerary dan rasanya akan sangat merepotkan jika harus merombak semua itinerary gara-gara ketinggalan pesawat ke saingapur.
Terminal satu terlewati,terminal 2 terlewati dan malapetaka terjadi di sini, saat menuju terminal 3 tepat di bunderan yang akan ke terminal 3, jalanan malah di tutup sama polisi (sumpah gondok banget) si supir damri tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya  meyakinkan saya  akan mencarikan ojek untuk ke terminal 3,mobil damri melaju semakin jauh dari  terminal 3 sembari melihat-lihat sepanjang jalan mencari ojek,,semakin lama semakin jauh saja dan saya baru sadar kalo saya satu-satunya penumpang  di bis yang akan ke terminal 3 sementara penumpang yang lain sudah turun di terminal sebelumnya. Setelah sekitar 2 KM barulah ketemu ojek,tanpa basa basi saya langsung turun dan menaiki ojek sembari menyuruhnya ngebut ke terminal 3.
gerbang masuk terminal 3
Di sepanjang perjalanan saya terus meminta ojek mengebut tanpa mempedulikan apapun. Terminal 3 nampak jelas di depan mata dan betapa kagetnya saat saya di minta turun di depan pintu masuk parkiran yang jaraknya 100  meter lebih dari gerbang keberangkatan. Setelah memberi ongkos 10k saya langsung berlari menuju gerbang keberangkatan tanpa mempedulikan orang-orang yang melihat ke arah saya.
Sesampainya di depan  gerbang ke berangkatan terjadi antrian cukup panjang pemerikasaan tiket, sementara itu jam menujukan pukul 18:00. Rasanya ingin sekali memotong antrian dan masuk namun saya coba menahan diri *takut ada yang maki-maki,haha. Setelah masuk dan selesai pemerikasaan tas, saya terus kembali berlari, kali ini orang-orang jau lebih banyak yang melihat ke arah saya namun saya tetap tidak peduli,,saya terus berlari menaiki eskalator  menuju imigrasi.  Di sini pun terjadi antrian yang cukup panjang,,namun saya sedikit agak santai karena orang yang mengantri di belakan saya juga memiliki penerbangan yang sama dengan saya (terlihat dari bording passnya).. namun alangkah kagetnya saya saat melihat stiker airport tax di boarding pass y,,sementara saya belum membayar airport tax, dari sini saya mulai binging harus bagai mana,rasanya tak mungkin jika saya harus kembali  turun dan membayar airport tax dan harus mengantri kembali di imigrasi. Tapi jika tidak membayar saya takut di tolak pihak imigrasi dan di suruh bayar airport tax dulu di bawah,,, (maklumlah ini pengalaman saya pertama kali melakukan penerbangan ke luar negri jadi saya masih belum pahan mekanismenya). Ahirnya giliran saya menghadap orang imigrasi dan untunglah tidak ada maslah... selesai dengan pihak imigrasi  saya melapor pada pihak air asia dan di sini saya di suruh membayar airport tax sebesar 150k. Saya pun memasuki ruang tunggu di sektor yang sudah di tentukan sama pihak airasia,baru duduk sebentar sudah ada pangilan buat boarding,,, 
ruang tunggu
Alhamdulilah,,,saya gak telah,,,pengalaman yang sangat menyenangkan untuk di ceritakan namun sangat menegangkan untuk di jalani,,,pokoknya jangan sampai punya pengalaman kayak gini lagi..rasnya 3 kali sudah cukup lah,,hahah