Jumat, 27 Januari 2012

Sipiso-piso: Sebuah Mahakarya Tuhan yang Luar Biasa

Setelah puas berkeliling taman alam lumbini, saya kembali menuju simpang tugu jeruk karena akan melanjutkan perjalanan ke air terjun sipiso-pison. Dari simpang ini tidak ada angkutan umum yang langsung  ke sipiso-piso, jadi  harus transit dulu di terminal kabanjahe dan berganti angkutan yang ke air terjun sipiso-piso (angkutan yang ke desa tongging) . Di simpang jeruk saya menunggu angkutan yang sama seperti yang saya gunakan saat ke sini (elf  sumatra transport / murni) yang  ke arah kabanjahe. Tapi sayang,angkutan yang saya tunggu tak kunjung ada,dan sekalipun ada kondisinya sudah penuh sehingga angkutan nya tidak berhenti. Tiba-tiba  ada bapak-bapak yang mendekati saya dan bertanya tujuan saya,setelah saya memberi tahu tujuan saya,bapak itu  menunjuk sebuah angkot yang sedang berhenti (ngetem) tidak jauh dari tempat saya berdiri dan beliau berkata bahwa angkot itu juga akan ke kabanjahe. Dia menyarankan saya agar naik angkot itu saja,karena sumatra transport (sutra)/murni  tidak akan berhenti di sini. Untuk memastikan informasi si bapak,saya mendekati angkot dan bertanya pada sopirnya.  Setelah mendapat ke pastian dari sopir bahwa benar angkot ini ke kabanjahe,saya pun menaiki angkot itu.
Setelah menempuh perjalanan sekitar  40 menit dan membayar 7k, saya sampai juga di terminal kabanjahe. Sesaat sebelum saya turun dari angkot ,saya  sempat menanyakan pada supir tentang  angkot yang ke desa tongging. Pak sopir angkot menahan saya agar tidak turun di terminal, karena dia akan mengantarkan saya ke pangkalan angkot yang akan ke desa tongging (pangkalan angkot nya di luar terminal). Sesampainya di pangkalan angkot yang akan ke desa tongging,tidak ada tanda-tanda mobil angkot  yang akan segera berangkat. Sepertinya penumpang angkot dari kabanjahe ke desa tongging sangat langka, jadi para sopir itu asik tertidur di mobilnya masing-masing. Saya mencoba memastikan ke seorang bapak-bapak (calo) yang sedang duduk di kursi depan warung, apakah benar ini angkutan ke tongging? bapak itu bilang benar dan saya harus menunggu sampai ada beberapa penumpang, baru mobil ini akan berangkat. Sekitar 15 menit menunggu, ada ibu-ibu yang menghampiri saya dan bertanya tentang mobil yang akan ke silalahi, saat itu saya bingung dan tak bisa jawab apa-apa. Namun si bapak tadi membenarkan dan si ibu juga di suruh menunggu penumpang lain, kemudian datang beberapa orang lagi (bapak-bapak) yang juga akan ke silalahi. Sambil menunggu mobil penuh,  terjadilah obrolan yang penuh roming nasional ( karena terkadang saya atau pun lawan bicara saya  tidak mengerti maksud dari kata-kata yang kami lontarkan) antar saya dan beberapa orang yang juga sedang menunggu.  Sudah lebih dari 45 menit saya menunggu, namun tak ada tanda-tanda mobil akan segera berangkat.

parkiran di sipiso-piso
Karena tujuan saya ke sipiso-piso, saya di ajak supir satu lagi untuk naik di mobilnya yang akan ke tongging (tidak sampai desa silalahi). Saya naik seorang diri karena semua orang yang menunggu bareng saya,mereka akan ke silalahi bukan ke tongging. Awalnya saya tidak mengerti di mana letak sipiso-piso,desa tongging atau pun desa silalahi. Tapi setelah mendapat penjelasan dari supir angkot, barulah saya paham kalo di tarik garis lurus maka kita akan melewati sipiso-piso,tongging,barulah  silalahi, baik tongging maupun silalahi semunya berada di pesisir danau toba. Perjalanan seorang diri di dalam angkot cukup bikin nyali saya ciut dan menimbulkan banyak tanya. Kok supirnya mau mengantar saya seorang diri? Kok supirnya gak nunggu mobilnya penuh oleh penumpang? Jangan-jangan saya mau di rampok terus di bunuh dan jasat nya di buang ke jurang ?  jangan-jangan nanti saya di suruh bayar mahal karena hitunga nya carter angkot ? jangan-jangan....? jangan-jangan..? sepanjang perjalanan otak saya terus berprasangka buruk sama sopir yang membawa saya seorang diri ke sipiso-piso *mana tampangnya serem bangat,heheh (maaf ya pak sudah seudon). Sampai ahir nya mobil berhenti di pertigaan merek (semacam pasar),dari sini  gerombolan ibu-ibu menyerbu mobil yang saya tumpangi dan membuatnya menjadi penuh sesak. Dari sini saya paham,rupanya pak sopir memang sudah di tunggu mereka(ibu-ibu yang naik di pertigaan merek) sehingga pak supir  senghaja mengosongkan mobilnya di kabanjahe. Suasana mobil yang tadinya sepi,sekarang berubah riuh dengan candaan para ibu-ibu ini. Ada beberapa dari mereka membawa cairan merah di dalam bekas kemasan air mineral gelas sambil mengunyah  pinang sampai bibirnya manjadi sangat merah * jujur, melihat cairan itu dan serabut buah pinang di mulut mereka membuat saya sedikit mual,hehe
Fyi: selain menggunakan angkot  ke sipiso-piso ada juga alternatip lain menuju sipiso-piso ,yaitu dari terminal kabajahe naik angkutan (sinar sepadan) tujuan pematang siantar nanti turun di  pertigaan merek dan melanjutkan perjalanan ke sipiso-piso menggunakan bentor (beca motor,kendaraan khas sumaetra utara)
air terjun sipiso piso
Setelah menempuh perjalanan selama 1jam, sekitar pukul 15:40 saya sampai di objek wisata air terjun sipiso-piso. Angkot yang saya tumpang mengantarkan saya langsung ke parkiran dan melewati gerbang retribusi tiket masuk ke sipiso-piso,jadi saya masuk sipiso-piso gratis, thank pak sopir. Oh ya, kalo kita naik bentor atau di turunkan  angkot sebelum gerbang masuk,maka kita harus membayar tiket masuk seharga 2k / orang.
 Setelah membayar 10k untuk ongkos angkot,pak sopir mengingatkan saya bahwa angkot yang ke tongging terahir sekitar pukul 6 sore dan saya harus berjalan sekitar 400m dari parkiran ke jalan raya (gerbang retribusi) jika ingin naik angkot yang ke tonnging. Sesampainya di parkiran,saya langsung berjalan ke pinggir jurang yang sudah di beri pembatas. Dari sini terhampar pemandangan yang bikin mata gak mau berkedip,bagai manan tidak ! di hadapan saya sekarang terdapat air terjun cantik yang jatuh anggun ke dasar jurang. Sementara di sisi kiri, danau toba sangat tenang menyambut dengan damai. Sebelum memutuskan untuk turun menuju air terjun,saya mampir dulu di warung muslim yang berjejer di sepanjang tempat parkir untuk mengisi perut yang sudah sangat keroncongan. Seporsi nasi goreng seharga 10k, ludes dalam beberapa menit *ini lapar atau rakus? hehe. Setelah menyantap nasi goreng,saya memilih untuk menyusuri  pagar pembatas. Sampai ahirnya saya tertegun melihat sebuah desa di tepi danau toba, dan saya mulai berpikir. Apakah itu desa tongging? Karena memang menurut cerita yang saya baca,desa tongging itu dekat dengan sipiso-piso dan letaknya persis di pinggir danau toba.
view desa tongging dari atas
 
Setelah puas menikmati view sipiso-piso dari atas sini,saya mulai menyusuri anak tangga yang akan membawa saya menuju dasar air terjun sipiso-piso. Perjalanan ke bawah sini tersedia jalan setapak berupa anak tangga yang di semen,tapi kondisinya memang sudah kurang terawat. Di beberapa jalan bahkan kita harus sedikit menerobos rimbun nya belukar yang menghalangi jalan setapak ini. perjalan menuruni anak tangga tidak terlalu cape meski dengan beban tas sekitar 8kg, sampai ahir nya saya sampai di sebuah pos yang sudah sangat memprihatinkan kondisinya (banyak tulisan gak jelas dan sangat kotor). Disini saya cukup lama berhenti dan menikmati indahnya sipiso-piso dari dekat. Sekitar 15 menit kemudian,saya kembali melangkah menyusuri anak tangga yang membawa saya semakin jauh ke bawah mendekati sipiso-piso. Namun langkah saya terhenti ketika saya melihat jam yang sudah menunjukan pukul 16:30 sore, Karena takut jika di teruskan berjalan ke bawah saya akan ke malaman dan ketinggalan angkutan yang ke tongging. Lagi pula saat itu sangat sepi, hanya ada saya saja yang sedang menuruni tangga sementara pengunjung lain hanya berjalan sampai pos saja.

 

Perjalanan ke atas jauh lebih berat dari pada perjalanan ke bawah,karena saya harus mendaki ratusan anak tangga yang telah membawa saya ke bawah sini. sempat beberapakali berhenti dan mengatur napas karena sudah sangat gak kuat *cemen banget neh saya,hehe. Ahirnya setelah perjuangan yang sangat melelahkan saya sampai di atas dan beristirahat di sebuah bangku yang menghadap langsung ke air terjun sipiso-piso. Cukup lama saya memandangi sipiso-piso dan angan saya melayang jauh ke masa lalu, mengingat kembali  bagai mana proses saya mengenal sipiso-piso. Dulu saya hanya mengenal sipiso-piso dari tayangan televisi saja dan sekarang saya bisa menginjakan kaki di sini dan melihat nya langsung dengan mata kepala saya sendiri. Terimakasih ya allah atas semua hal yang kau berikan pada ku,, :)  Alhamdulilah...



Setelah puas beristirahat, saya berjalan 
meninggalkan parkiran menuju pintu gerbang retribusi untuk menunggu angkutan yang akan membawa saya ke desa tongging...





4 komentar:

  1. akhirnya beredar juga neh cerita ngetrip kemarin, keren.

    BalasHapus
  2. tahun 2011 lalu kesana tapi nggak sempet turun lewat tangganya, cantik banget ya..
    apalagi lihat pemandangan ke arah tongging nya...

    BalasHapus
  3. Iya bagus bgt...tp bikin ngos2 an naik tangganya :D

    BalasHapus