Puas menikmati pagi yang indah di
puncak kelimutu, saya kembali ke desa moni. Sekitar pukul 9 pagi saya sampai di
depan penginapan,suasana di depan
penginapan sudah begitu ramai dengan lalu lalang penduduk moni yang tumpah ruah
memenuhi sudut jalan raya dan bangunan
di depan penginapan yang kemarin begitu sepi. Kata mbak penjaga rumah makan,
ini adalah hari pasar (Seminggu dua kali
; senin dan jumat), jadi semua orang akan pergi
ke pasar dengan berbagai tujuan, ada yang berjualan dan ada juga yang membeli kebutuhan pokok mereka. Teringat
tanaman jeruk yang begitu lebat dan siap panen yang kemarin sore kami lihat
saat perjalanan menuju moni dari ende. Saya dan hendra mulai mencari ke dalam pasar berharap bisa
menemukan buah yang sudah membuat saya ngiler
itu.
![]() |
Pasar di Moni |
Di pasar ini bisa di bilang sangat lengkap (untuk ukuran di sana)
karena di pasar ini tersedia berbagai barang, dari mulai sayur –sayuran yang
begitu nampak segar sampai bumbu dapur instan berbungkus kemasan dengan merek
yang sudah tak asing lagi, dari perlengkapan mandi sampai perlengkapan bayi,
dari kain tradisonal sampai barang
elektronik. Menyenangkan rasanya bisa melihat hiruk pikuk di pasar tradisional
ini, meski saya tak mendapatkan apa yang saya cari (lapak yang berjualan jeruk
sudah habis). Saya dan hendra berhenti di sebuah lapak yang menjual kopi flores
curah,tanpa basa basi beberapa takar kopi flores berhasil mengisi sudut kosong di tas kami.
Puas melihat – lihat dusut pasar, saya kembali ke penginapan untuk cek out
(karena kami punya beberapa tempat yang akan di kunjungi di ende jadi harus
cekout lebih cepat). Kami berpamitan
sama pemilik penginapan dan mba penjaga rumah makan , sebelum pulang kami sempatkan untuk melihat sebentar sebuah
bangunan tradisonal yang tepat berada di belakang penginapan yang kami tempati.
Dari depan penginapan kami menaiki mobil elf yang menuju ende.
Seperti sebelumnya, perjalanan
ende-moni atau sebaliknya begitu
menegangkan dan memanjakan mata, namun karena badan sangat lelah, saya lebih
banyak memejamkan mata sepanjang perjalanan (tak sanggup menahan kantuk). Satu
jam berlalu, mobil elf yang kami tumpangi berhenti di tujuan terahir,
yaitu terminal Rawareke (tarif dari moni ke ende 15k / orang ). Dari terminal Rawareke saya agak sedikit binggung bagai mana menuju
objek wisata yang ingin kami datangi (Pantai Anabhara, Desa Adat Wologai dan
Rumah pengasingan Bung karno). Di tengah rasa bingung, kami putuskan untuk
menepi dulu ke sebuah warung membeli beberapa cemilan dan bertanya akses ke
tempat – tempat yang ingin kami datang pada ibu pemilik warung, si ibu pemilik
warung berkata kalau Pantai Anabhara dan
Desa Adat Wologai jauh dari sini dan kami harus menggunakan otokol (mobil truk
yang bagian belakangnya di modifikasi menjadi kursi – kursi kayu untuk
penumpang) , si ibu menunjuk otokol yang mulai bergerak meninggalkan terminal
dan berkata “ itu otokol terahir menuju Pantai Anabhara, nanti kalian minta di
turun saja di Pantai”, dan saat saya bertanya apakah perjalanannya bisa pulang
pergi? Si ibu menjelaskan lagi kalau kami harus menginap di sana, karena
sekarang sudah siang dan akses kendaraan dari sana ke ende sudah tak ada lagi
kalau sore. Dengan berat hati saya harus mencoret Pantai Anabhara dan Desa Adat
Wologai dari list tempat yang harus kami kunjungi di ende (dan hal ini akan
menjadi alasan saya untuk mengunjungi ende lagi suatu saat nanti #amin).
Sekarang tinggal bertanya bagaimana menuju Rumah pengasingan Bung karno, si ibu
langsung menghentikan angkot yang lewat dan berkata sama supir untuk mengantarkan kami ke rumah pengasingan bung karno. Terimakasih banyak ibu atas
bantuanya.
![]() |
Taman Renungan Bung Karno |
Perjalanan dari terminal Rawareke
menuju ke rumah pengasingan bung karno
tak terlalu lama, hanya sekitar 20 menit saja.
Tapi sayang, sesampainya kami di di depan rumah , rumah itu sedang di
pugar, kami tak jadi turun dan kami
meminta pak supir untuk mengantarkan
kami ke taman renungan bungkarno
yang letaknya tak terlalu jauh dari sana. Dengan membayar ongkos 5k /
orang (seharusnya 3k/ orang), saya dan hendra di turunkan tepat di depan taman renungan bung karno. Taman ini sendiri
nampak kurang terawat, di sini terdapat pohon sukun yang menjadi tempat
perenungan bung karno dan dari perenunganya itu bung karno berhasil merumuskan 5 butir pancasila yang seperti sekarang kita
kenal. Selain pohon sukun, di sini juga
terdapat patung bung karno yang berdiri gagah. Di kejauhan terlihat gunung meja
dan sementara di sisi lain terlihat bangunan pelabuhan dan laut lepas. Sebenarnya jujur saja saya masih kebingungan
dengan keadaan kami saat ini, karena semua tempat yang ingin kami datangi tak
mampu kami jangkau dan jika mampu pun kondisinya lagi di tutup. Belum lagi kami
masih harus berpikir bagaimana besok kami pulang ke labuhan bajo atau mau tidur di mana kami malam ini. Ah,,
pikiran – pikiran itu membuat saya semakin bingung. Tapi tuhan memang baik, dia
mempertemukan saya dengan kak wempy pemuda asli ende yang kami temui di depan
taman renungan bung karno. Dari obrolan ringan dan perkenalan singkat itu kami
jadi semakin akrab, dan kak wempy dengan baik hati mau mengantar kami mencari
penginapan murah yang jaraknya sekitar 1 KM dari tempat ini.
Dari taman
renungan kami berjalan menyusuri jalanan raya, melewati sebuah gereja tua
dengan patung yesus besar di atas bola dunia, melewati pertigaan yang menuju
pelabuhan IPI terus berjalan sampai ahirnya kami sampai di sebuah penginapan
yang bernama “Nurjaya Hotel” yang terletak di jalan A Yani no 20 (No tlf : 0381
21252 ). Fyi: Selain hotel Nurjaya, di sini juga terdapat beberapa hotel murah
lainya, dan di dekat gereja pun ada hote.
Untuk menginap di sini kami harus
merogoh kocek 60k/ kamar untuk 2 orang dengan dua buah tempat tidur dan kamar
mandi di luar, tidak terlalu buruk lah kamarnya. Tanpa basa basi saya langsung
merebahkan badan di kasur, perjalanan kurang lebih 1KM dengan backpack yang
cukup berat cukup menguras tenaga. Sementara itu kak wempy berpamitan karena
masih ada acara yang lain, Terimakasih banyak kak wempy atas kebaikannya.
![]() |
Sunset |
Setelah istirahat sebentar dan
menyegarkan badan setelah 2 hari gak mandi (di moni dingin jadi gak kuat
mandi,hahaha), kami berjalan ke taman renungan bung karno lagi, tapi kali ini
bukan taman renungan bung karno yang
kami ingin lihat, melainkan sunset cantik di pelabuhan Ende yang akan
memanjakan sore kami. Sesampainya di pelabuhan, banyak orang – orang yang
sedang memancing sementara di pantai
pasir hitam banyak anak – anak yang
sedang bermain bola. Dari pelabuhan kami putuskan untuk turun ke pantai pasir
hitam.
Pulau Ende di Kejauhan |
Di sebrang laut terlihat pulau ende dengan latar sunset. Semakin lama langit semakin
gelap, matahari hilang di telan laut dan meninggalkan siluet jingga, sungguh
sunset yang indah. Saat langit benar – benar gelap, kami putuskan untuk kembali
ke penginapan, namun sebelumnya kami sempatkan mengunjungi beberapa toko
penjual souvenir, tapi harga yang di tawarkan cukup mahal, jadi saya harus
cukup puas hanya melihat-lihat kain
tenun dengan motip warna warni begantung di etalase dan tak berpindah ke
kantong belanjaan.
Sesampainya di penginapan kami
langsung tertidur pulas, karena besok pagi kami harus bangun pagi – pagi dan
melakukan perjalanan jauh kembali ke LabuhanBajo. Kota ende tak seburuk yang
saya kira saat pertama saya memasuki
kota ini, masih banyak tempat yang ingi
saya kunjungi di kota ini jadi suatu saat saya ingin ke sini lagi, dan
semoga bisa terlaksana,, Amin.
hehe..q juga dulu jalan kaki dari pelabuhan ini sampai rumah pengasingan bung Karno...
BalasHapusItu lumayan jauh y..hehe
BalasHapusPas ke pelabuhan saya lihat sebuah bangunan dan berpikir pasti itu tempay indra nginep..hahaha
Tatanan foto nya bagus !
BalasHapusende sangat luar biasa, keliling pantai utara ende bang lebih ciamik
BalasHapusSomeday pengen k ende lagi n luangin waktu buat menjelajah lebih banyak tempat di ende :)
HapusThis post is awesome.
BalasHapuskeren blognya bro. bikin envy
bro boleh minta tolong dijelasin rute dari kota ende ke kelimutu? saya hanya pengen mengunjungi kelimutu (taman reungan bung karno boleh juga lah). disana penginapan yg murah apa ya? nama, lokasi dan fare nya kalau boleh tahu. saya lagi tugas di kupang ingin sekali kesana. (please kalau berkenan kirim ke email saya stuart_w89@yahoo.co.id -- I'd be happy if you like to include the itinerary)
Terimakasih banyak
Hi Fajar, di jawab di sini aja y.
HapusDari ende naik mobil yang ke Maumere, nanti minta berhenti di desa moni. menginap 1 mlm di moni, subuh2 baru ke kelimutu, bisa naik ojek atau sewa motor di sana. banyak penginapan murah kok di sana,, di bawah 100rb/mlm.
perjalanan yang seru banget !!
BalasHapusSalam kenal ya bro birulangit
btw saya mau tanya, transport dr moni ke ende available jam brp aja ya ?
rencananya saya turun dari kelimutu mau langsung ke ende, mau ngejar pesawat ke kupang jam 3 sore
estimasi berangkat dari moni ke ende kurang lebih jam 9 pagi
apakah kira2 saya masih bisa sampe ende maksimal jam 12 siang ya ?
Soalnya, waktu saya baca di blog yang lain, jarak moni-ende kurang lebih 1 setengah jam aja
Salam ransel !!