Rabu, 12 September 2012

Labuah Bajo, Indahnya Hari Pertama di Flores


Sinar mentari yang hangat menyambut kedatangan saya dan hendra di bandara Komodo, Labuan Bajo. Dari bandara, kami di jemput oleh pihak hotel yang akan kami tempati malam ini.
Golo Hilltop
Hari pertama  kami di labuhan bajo memang akan kami habiskan di hotel Golo Hilltop yang sudah di pesan hendra sebelumnya,harganya 450k / malam (harganya bikin saya mau muntah, untunglah semua di tanggung hendra, hahaha * thank bang hendra).Sesampainya di hotel, saya langsung menuju kamar setelah sebelumnya mengambil kunci di resepsionis. Hotel Golo Hilltop ini  berkonsep bungalow yang tersebar berundak ke atas bukit, semakin atas, harganya semakin mahal. Sesampainya di kamar, saya langsung terkesima dengan view dari depan balkon, ini sempurna sekali.  Laut lepas yang di hiasi gugusan pulau dan perbukitan tandus nampak begitu indah sore itu. Setelah menaruh tas, kami segera pergi ke kolam renang yang terletak di sebelah area resepsionis. Badan yang sudah sangat lelah, segera saya basuh dengan dinginnya air kolam renang. View dari kolam renang pun tak kalah indah, kolam ini menghadap langsung ke arah laut (tapi sayang kolamnya kecil).  Puas berenang, kami dududk – duduk manis di sebuah kursi malas di temani segelas teh jahe hangat dan semburat senja yang mempesona, oh nikmatnya dunia (meski Cuma untuk satu hari ini saja, hehehe. Soalnya 11 hari kedepan bakal jadi gembel --____-- ).
FYI : Dari bandara komodo, anda bisa menggunakan jasa ojek untuk menuju kawasan labuhan bajo, taripnya sekitar 5 – 10k. Penginapan murah berada dekat dengan area pelabuhan, saya akan membahas tentang penginapan murah nanti di postingan yang berikutnya.
Ah,,,Nikmatnya Dunia. :D
Beutiful Sunset

 
                                                                                              
***
Pukul 6 pagi , kami sudah siap meninggalkan hotel . Pagi ini kami akan melanjutkan perjalanan menuju bajawa. Ya beginilah sebuah perjalanan , kadang semua rencana bisa berubah dalam hitungan jam dari apa yang kita rencanakan sebelumnya. Jika mengikuti itinerary yang saya buat, seharusnya pagi  ini kami masih berleyeh –leyeh di hotel dan siang harinya kami  mengunjungi pulau kanawa , di lanjut dengan menyaksikan ke indahan pulau komodo. Namun semua rencana itu harus berubah dengan pertimbangan ke efektifan dan keefisiensian waktu dan uang. Dari hotel, kami berjalan kaki ke sebuah pertigaan yang menuju pelabuhan. Di sana kami akan menaiki bis yang menuju bajawa (bis gemini). Kami cukup lama menunggu bis yang akan ke bajawa, namun bis “gemini” yang kami tunggu tak kunjung ada, ahirnya kami putuskan untuk menaiki mobil bis  yang akan ke ruteng, untuk kemudian nanti kami pindah angkutan di ruteng menuju  bajawa. FYI : Bis yang saya maksud di sini adalah mini bis atau mungkin lebih menyerupai elf,tarif dari labuan bajo ke bajawa di patok 100k / orang.
Ruteng
Dari pertigaan jalan, kami menaiki bis yang menuju ruteng dengan tarif 40 k / orang (harga ini harga hasil menawar). Perjalanan menuju ruteng akan kami tempuh sekitar 4-5 jam perjalanan. Sepanjang jalan mata saya di suguhi pemandangan yang luar biasa cantik, savana kering, hutan yang lebat, jurang dan kelokan – kelokan jalan yang curam. Mobil yang kami tumpangi  sempat berhenti beberapa kali untuk bergiliran dengan mobil lain dari arah berlawanan untuk melewati jalan trans flores yang sedang di lakukan proyek pelebaran jalan. Udara dingin  menggantikan udara kering yang sebelumnya kami rasakan saat di labuan bajo, rupanya kami sudah hampir sampai di kota ruteng yang memiliki udara yang sejuk. 1 jam sebelum memasuki kota ruteng, mobil yang kami tumpangi memasuki desa cancar yang terkenal dengan sawah laba – labanya. Namun kami tak bisa turun dan menyaksikan keunikan sawah tersebut, kami hanya bisa mengintipnya di jendela mobil yang terus melaju. Di daerah ruteng terdapat banyak sekali lahan persawahan yang unik, selain sawah yang memiliki motip seperti sarang laba-laba, di sini juga  banyak sawah berundak seperti yang ada di tegalalang, Bali. Pukul 12 siang, kami sudah memasuki kota ruteng. Pak sopir menurunkan kami di pangkalan mobil travel yang akan ke bajawa (jika sudah siang tak ada lagi angkutan bis, jadi kita terpaksa harus menggunakan travel yang taripnya lebih mahal 10 – 20k). Begitu turun dari bis, sudah banyak sekali supir travel yang menawarkan jasanya. Sampai ahirnya kami memilih supir yang menawarkan harga yang paling murah, 60k / orang. Meskipun sudah sepakat soal harga, namun kami masih harus bersabar menunggu 2 – 3 penumpang lain, baru mobil akan berangkat. Setelah menunggu sekitar 1 jam, ahirnya mobil melaju meninggalkan kota ruteng dengan 3 orang tambahan penumpang lain, 1 orang warga ruteng dan 2 orang warga solo. Sepanjang jalan terjadi percakapan di antara kami, dan saya baru tau kalau 2 orang solo itu (jeje dan andro) akan mengunjungi teman kuliahnya yang berada di riung (tempat yang akan kami tuju setelah bajawa). Karena tujuan kami sama, ahirnya kami pun tukeran nomber HP dengan harapan kami bisa patungan untung sewa perahu nanti. Setelah tukeran no hp dan ngobrol panjang lebar,kami baru mengetahui kalau mereka baru saja mengalami musibah, mereka di peras oleh supir bis yang membawa mereka dari labuan bajo ke ruteng, cerita selengkapnya di sini. 
Danau Ranamese
Mobil terus melaju meliuk – liuk menyusuri jalanan yang di hiasi jurang dan tebing di kiri kanannya,pak sius (supir mobil travel yang kami tumpangi)  melambatkan laju mobilnya saat kami mulai mendekati danau Ranamese , tak hanya itu. Pak sius juga memberi kesempatan pada kami untuk melihat sebentar keindahan danau Ranamese dengan turun dari mobil dan berpoto dengan latar danau Ranamese (pak sius baik banget, mungki dia tau kalau kami memang turis *turis kere, hahaha. Ini no hp pak sius, sipa tau ada yang butuh 0821-4509-4013). Puas mengambil beberapa gambar, kami kembali melanjutkan perjalanan. Kembali mobil meliuk –liuk di temani obrolan dan candaan hangat yang terlontar dari mulut pak sius. Jalanan ruteng yang berliku berubah menjadi jalanan datar pinggir pantai saat mobil yang kami tumpang memasuki daerah Aimere. Kali ini mobil berjalan menyusuri pantai aimere. Di sepanjang jalan juga ada lapak – lapak sederhana ibu – ibu penjual ikan  (fresh from the ocean neh, hehe), selain itu saya juga melihat botol – botol bekas air mineral yang berisi sofi (arak khas flores) di jual di pinggir jalan. Selepas aimere, mobil kembali melaju menyusuri jalanan menanjak yang berliku – liku, pemandangan di luar sana nampak begitu indah dengan latar laut yang memantulkan cahaya matahari senja. Saat mulai mendekati bajawa, kabut tipis menyelimuti lebatnya pepohonan. Kami semua di suguhi pemandangan puncak gunung inerie yang begitu bagus.
Gunung Inerie
Hari sudah gelap saat kami sampai di kota bajawa. Jeje dan andro turun di rumah pamannya niuk(teman kuliah mereka yang asli riung). Sementara kami minta di antarkan dan di turunkan di Bruderan sebuah Biara bernama ST. Yosef Bogenga. Malam ini kami memang akan menginap di sebuah bruder pelatihan Frater muda. Hendra lah yang punya ide untuk menginap di sini, karena ada temen dia yang pernah menginap di sini. Sebenarnya di bajawa ada kok beberapa penginapan yang terjangkau, tapi karena alasan HEMAT, kami memutuskan untuk menginap di Bruder,hehehe. Di sana kami di sambut oleh salah satu Frater, kebetulan saat kami datang ada kamar kosong, dan kami di persilahkan untuk menempati kamar ini. Setelah istirahat sebentar, kami ijin mau keluar untuk cari makan dan beli sim cart. Dengan bermodal sebuah motor milik biara yang di pinjamkan (jarak biara ke pusat keramaian bajawa cukup jauh) kami berdua menembus dinginnya malam di kota bajawa, jangan di tanya sedingin apa? Dingin banget pokoknya. Setelah mengisi perut di sebuah warung makan padang (padang lagi – padang lagi, padang ada di mana-mana, hidup padang --___-- ) dan membeli sim cart provaider yang berjaya di flores (Telkomsel), kami kembali ke biara dan menutup malam ini dengan beberapa biji selimut. Selamat malam,,,gak sabar buat besok, melihat ke indahan desa adat wogo dan bena.

2 komentar:

  1. hai,

    bagaimana supaya bisa menginap di biara itu ya ? sepertinya menarik sekali, apakah telp terlebih dahulu ?

    Trims

    BalasHapus
  2. Hai...
    Saya kurang begitu tau coz tmn saya yg ngatur semuanya..sepertinya dia menghubungi praterd sana :)

    BalasHapus