Selasa, 06 November 2012

Kanawa Island, Surga Kecil di Barat Flores


Kanawa,,pulau mungil di laut Flores ini sedang menjadi perbincangan hangat dan menarik sebagian besar para pembawa ransel  yang berkunjung ke daratan  Flores . Pulau cantik  ini terletak di kawasan  gugusan kepulauan Komodo, pulau ini juga  sering kali masuk dalam list paket perjalanan ke Taman Nasional Komodo. Beberapa orang menyebut pulau ini sebagai pulau surga, tak berlebihan memang mereka menyebutnya demikian. Karena setiap orang yang berkunjung ke pulau ini akan di suguhi pemandangan yang begitu indah. Pantai pasir yang putih, pondok – pondok mungil di tepi pantai, terumbu karang yang begitu banyak,bintang laut yang berserak di sepanjang pantai, gradasi warna air yang mempesona dan view dari atas bukit yang akan membuat mata anda terbelalak. Beruntunglah saya yang bisa menyambanginya, tak hanya sekedar singgah, tapi saya berkesempatan menginap  di satu – satunya resort yang ada di di pulau ini (walau pun namanya resort tapi jangan pikirkan tempat tidur yang mewah ya yang akan saya  tempati).

***

Udara labuan bajo yang panas, tak menyurutkan langkah kaki saya dan hendra menuju kantor kanawa islad resort. Sambil membopong backpack yang cukup berat  dan sekali – kali masuk ke beberapa toko penjual sovenir untuk melihat lihat dan sekedar numpang berteduh dari sengatan matahari  yang begitu terik, ahirnya kami sampai di depan kantor Kanawa Island  Resort.  Sesampainya di kantor, kami di sambut mba resevsionis yang ramah, kami di minta mengisi data diri di secarik kertas dan di persilahkan menunggu tamu  lain yang akan di berangkatkan bersama kami  ke pulau kanawa (biyaya antar jemput free alias sudah includ dalam tarif penginapan). Karena penginapan di pulau ini terbatas dan kami tak ingin ke habisan tempat menginap, jadilah dua minggu sebelum malakukan trip keliling Flores,  kami sudah membooking tempat di pulau ini. Untuk informasi tarif penginapan dan pembookingan bisa di lakukan di web resmi mereka : http://kanawaislandresort.com/home.html
FYI: Di pulau ini terdapat beberapa jenis penginapan, dari mulai bungalau sederhana, Bale, Tenda dan tanah kosong (buat yang pengen mendirikan  tenda).

Sekitar pukul 12 siang, setelah semua tamu datang, kami di antar salah satu pegawai menuju dermaga  di mana sudah tersedia perahu kecil bermotor  yang akan mengangkut kami menuju pulau Kanawa. Mesin perahu mulai  menderu, semua penumpang dan  aneka kebutuhan sandang pangan untuk resort sudah di naikan, dan perahu mulai meninggalkan dermaga. Perjalanan sendiri memakan waktu kurang lebih 1 jam. Di sepanjang perairan kita akan melihat lalu lalang aneka jenis kapal, mulai dari kapal-kapal  nelayan sampai kapal phinisi berbagai ukuran. Kapal – kapal itu mengangkut para wisatawan yang ingin atau sudah ke  Pulau Komodo atau pulau Rinca. Selain kapal, terdapat pula gugusan pulau kecil berbentuk bukit yang menjadi  icone Labuan Bajo. Dari kejauhan terlihat pulau rinca dengan perbukitanya yang gersang berwarna emas kecoklatan, rasanya tak sabar menyambangi pulau itu besok. Jujur saja, saya  baru tahu kalau ternyata pulau komodo dan pulau rinca itu sangat besar, saya pikir tak sebesar itu, hahaha.

Kanawa Island
Terik matahari yang terasa semakin menyengat menyambut kedatangan saya di dermaga pulau Kanawa. Sebelum berjalan lebih jauh menyusuri dermaga kayu  panjang  seperti para tamu lainya, saya menyempatka diri menyinggahi sebuah kapal lain yang sedang bersandar di dermaga. Perahu ini adalah milik pak Din, beliau adalah orang yang akan mengantar  perjalanan kami mengunjungi Pulau Rinca dan Komodo besok siang(sebelumnya kami sudah membuat janji akan bertemu di pulau kanawa karena kebetulan beliau sedang membawa tamu snorkling di pulau ini), beberapa lembar rupiah kami berikan untuk modal pak Din berbelanja kebutuhan makan  kami nanti saat berlayar 2H1M di Taman Nasional Komodo. Selesai urusan dengan pak Din, kini saya di buat merinding dengan ke indahan yang tersaji  di bawah saya. Perairan dangkal dengan beratus ikan yang berenang bebas beserta aneka trumbu karang warna warni di dalam air yang begitu jernih. Tapi panas yang begitu terik memaksa saya mempercepat langkah menuju bangunan resevsionis untuk melapor dan meminta kunci (eh gak pake kunci kok, karena kami menyewa sebuah tenda untuk menginap malam ini,hehe).  Saat pertama kali saya  membaca kata tenda di web resmi mereka saat akan melakukan pembookingan, yang terbanyang di otak saya adalah sebuah tempat pengap dan panas dengan alas tanah yang akan membuat badan saya sakit kalau tidur, tapi karena harga yang di tawarkan sangat bersahabat, jadi saya tak terlalu memusingkan akan hal itu. Namun saya sedikit terkejud saat kami di antar oleh petugas resort menuju tenda yang akan kami tempati. Sebuah atap yang terbuat dari jerami menaungi tenda yang akan kami tempati, di tambah lagi kasur empuk beserta bantal . Di depan tenda tersedia sebuah tikar bambu tempat kami bersantai dan seember air bersih untuk membersihkan kaki.
Penginapam di Kanawa
Di pulau ini juga terdapat penginapan berbentuk bungalau yang berkonsep sederhana, di depan setiap bungalau terdapat sebuah hamok dan di belakang bungalau terdapat sebuah kamar mandi semi outdor. Selain bungalau ada juga penginapan berbentuk bale, yang sekelilingnya di tutupi sebuah tirai bambu, dan bale bale ini di letakan berjejer persisi di tepi pantai. Tapi kalau yang mau hemat bisa bawa tenda sendiri dan menyewa sebuah tanah lapang untuk mendirikan tenda. Untuk penginapan yang berbentuk bale dan tenda tak tersedia kamar mandi pribadi, melainkan di sediakan kamar mandi umum untuk di pake bersama – sama. Pemakaian air bersih sangat di batasi di pulau ini, karena semua air bersih di bawa dari Labuan Bajo, begitu pula penggunaan listrik yang beroprasi hanya sampai pukul 10 malam saja, karena pasokan listrik di dapat dari tenaga sinar matahari.

Setelah beristirahat sebentar dan menaruh tas, kami kembali ke resevsionis untuk menyewa alat snorkling, tapi sayang semua alat snorkling sudah habis di sewa oleh pengunjung lain (sedikiti menyesal karena gak sewa alat snorkling di LabuanBajo),tapi hal itu tak menyurutkan keinginan saya untuk berenang.Tanpa basa basi, saya langsung menceburkan diri ke laut yang nampak begitu tenang, untunglah pantai di sini landai dan tak ada ombak, jadi saya bisa leluasa berenang  (padahal gak bisa renang,hehe).  Ada hal yang menarik di pantai ini selain terumbu karang yang jaraknya selemparan batu dari bibir pantai, di sini juga surganya bintang laut. Hampir setiap satu meter ketemu bintang laut  dengan berbagai bentuk dan warna. Puas berenang, dan membilas badan di kamar mandi yang bikin was – was (gimana gak was – was, kamar mandinya terbuat dari bilah – bilah bambu yang di susun tak terlalu rapat, kalau di kamar sebelah ada yang mandi, jadi  bisa intip – intipan,,haha) saya kembali ke tenda karena sebentar lagi senja menjelang, rasanya sayang  jika  saya harus melewatkan melihat sunset di atas bukit.  Kali ini hendra tak ikut naik ke atas bukit, sepertinya berat badan yang menahan niatnya ke sana,,hahah.  Perjalanan ke atas bukit bisa di bilang cukup curam dan agak berbahaya, karena tidak ada pegangan apalagi anak tangga, hanya ada jalan setapak yang akan sangat licin jika musim hujan datang. Bukit ini memiliki beberapa puncak, jadi semua orang akan kebagian spot terbaik untuk melihat sunset, di atas bukit juga terdapat bangku bambu yang menghadap ke arah sunset. Jika mendaki bukit ini, ada baiknya menggunakan celana panjang karena di beberapa jalan setapak  terdapat tanaman duri.
Sore itu tak terlalu banyak orang yang menghabiskan waktu melihat sunset, hanya ada saya dan beberapa orang saja yang semunya terpencar di berbagai spot terbaik. Di atas bukit ini juga terdapat sebuah kamar (bale) untuk di sewa (pasti cape kalau nginep di sini pas mau makan atau main air,hehe).
I Love Sunset
Perlahan namun pasti, matahari mulai meredupkan sinarnya, menyemburkan cahaya jingga yang lebih bersahabat dengan mata, semakin lama sinarnya semakin  redup dan menghilang di telan samudra, meninggalkan semburat senja di cakrawala.  Sungguh damai rasanya melihat persembahan tuhan sore itu,langit mulai berganti pekat dan penghias malam mulai bermunculan. Sebelum cahaya benar benar habis, saya cepat turun dari atas bukit ini, karena tak ada penerangan sama sekali di sini. Bersukur rasanya selalu di beri kesempatan istimewa oleh allah swt menyaksikan semua hal yang dia ciptakan.
Sesampainya di bawah, rasa lapar mulai mendera. Kami makan malam di pinggir pantai bersama  tamu lain tepat  di bawah pohon dengan gantungan lampion-lampion  putih. Harga makanan di sini bisa di bilang mahal, tapi karena gak ada pilihan lain ya tetep harus dibeli ( untung di traktir hendra, hehe). Acara makan malam selesai, lampu mulai di padamkan. Langit yang hitam kini semakin nampak berwarna dengan taburan beribu bintang, langit di Flores selalu nampak lebih indah dari langit di manan pun yang pernah saya lihat, alunan debur ombak serta  semilir angin laut melancarkan  jalan saya menuju alam mimpi dan menutup hari ini dengan begitu sempurna.

***

Pukul  5 pagi saya sudah terbangun, berbekal senter yang saya bawa, saya mulai kembali menaiki bukit seperti yang saya lakukan seperti kemarin sore. Pagi ini saya tak ingin melewatkan sunrise di pulau ini. Beda dengan kemarin sore, kali ini saya benar-berar sendiri mendaki bukit. Tak ada satu wisatawanpun, mungkin mereka malas jika harus bangun pagi dan menembus udara dingin .Pagi itu kabut tipis sedikit mengaburkan cakrawala, tapi itu tak menghalangi keindahan  matahari yang mulai muncul di balik kabut.  Sinar hangatnya mulai memecah kabut dan memberikan saya langit cerah. Saat matahari mulai meninggi, saya kembali turun untuk mengisi perut yang sudah protes. Seporsi sarapan pagi yang tak begitu cocok dengan lidah saya tersaji di atas meja (sarapan ini free). Puas mengisi perut, saya mendekat ke bibir pantai. Dan betapa terkejutnya saya saat melihat aneka trumbu karang yang kemarin saya lihat kini muncul ke permukaan. Pagi itu laut sedang surut, taman trumbu karang yang kemarin siang bersembunyi di jernihnya air laut kini terhampar luas di depan mata.


Puluhan bintang laut bersembunyi di tanaman lamun yang juga  berserakan di atas pasir. Saya begitu kegirangan menyaksikan semua ini, karena ini adalah kali pertama saya menyaksikan hal seperti ini (terumbu karang di atas permukaan laut). Dengan berjalan sangat hati – hati saya mendekati aneka gerombolan terumbu karang yang berwarna warni (tolong berhati – hati saat berjalan di antara terumbu karang jangan sampai menginjak / merusak terumbu karangnya). Ikan – ikan kecil beraneka warna terlihat begitu banyak bersembunyi di antara terumbu karang yang setengah terendam air. Menyenangkan rasanya bisa berada di sini, melihat ciptaan tuhan yang begitu indah terhampar di depan mata. Semakin siang air semanin naik, menenggelamkan kembali aneka terumbu karang yang saya lihat. saya beranjak dari bibir pantai menuju dermaga, melihat aneka ikan besar yang mulai kembali memenuhi taman terumbu karang. Biota laut di sini sangat lengkap, selain banyaknya ikan hias aneka warna yang saya tak tau namanya,  ternyata ada juga bayi ikan hiu dan ikan lion fish, beratus bulu babi, ikan pari dan masih banyak jenis lainya (ini surga bagi yang suka snorkling). Jika ke sini anda harus coba bersnorkling mengelilingi pulau ini, di jamin akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan. Tapi saya tak bisa melakukan hal itu karena siang ini saya akan di jemput oleh pak Din untuk mengunjungi pulau Komodo dan Rinca. Puas melihat aneka biota laut, saya kembali ke tenda dan mulai merapikan kembali  ransel saya dan bersiap chek out dari pulau ini. kami berjalan menyusuri dermaga dan menunggu kedatangan pak din dan 3 orang teman baru yang akan meramaikan perjalanan kami menuju Taman Nasional Komodo.  Tak terlalu lama menunggu, kapal milik pak din mulai mendekat ke dermaga. Senyuma pak din  yang ramah menyambut kami, tanpa menunggu lebih lama lagi, kapal langsung berangkat membelah laut flores,,,
Rinca, I'm comeing.......... :) 


15 komentar:

  1. Pulau Kanawa masih keren seperti 4 tahun silam...
    Suka semua jepretan di blog ini. Nice shots brow... :)

    BalasHapus
  2. fotonya tambah bagus,, apa destinasinya baguuuussss banget :p

    BalasHapus
  3. Wow... cantik sekali...
    Foto-fotonya juga bagus...

    BalasHapus
  4. anjritttttt ... keren banget yeeee. Tuch pasir putih bersih

    BalasHapus
  5. asli kerennya minta ampun....ngiler pengen banget kesana....

    BalasHapus
  6. masbro, numpang Tanya,, backpacker kesana kira" harus budget brp yah?? Hehehehej

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau k kanawa utk 3H2M bisa bawa 500k juga cukup kok, star dr labuan bajo :)

      Hapus
    2. wahh itu udah sama penginapan nya?? Kmrin saya Cek penginapan tent aja untuk 2 orang 125rb/malam

      Hapus
    3. Kanawa memang luar biasa http://sayabackpacker.wordpress.com/2014/09/03/berpetualang-ke-pulau-kanawa-part-1/

      Hapus
  7. Bang,budget dr jakarta smpe bisa ke kanawa brp yaa,smuanya. Makasihh,kesengsem bgt

    BalasHapus