Minggu, 08 Januari 2012

Dari Dieng,Mampir ke Jogja


Pukul 8 pagi,saya sudah terbangun dan siap-siap cek out dari penginapan. Hari ini saya berencana mengunjungi jogjakarta untuk mengantar dan mengobati rasa penasaran  temen saya  yang belum pernah ke jogja.
Dari penginapan,kami berjalan menuju pertigaan untuk menaiki mobil mini bis yang akan membawa kami kembali ke kota wonosobo. Kondisi mobil ini tetap saja sama,penuh sesak dengan para penumpang. Sekitar pukul  10:30 setelah menempuh perjalanan selama satu jam,kami sampai di kota wonosobo. Sebelum mobil masuk terminal,pak sopir menanyakan tujuan saya,setelah tahu tujuan saya adalah magelang,pak sopir menurunkan saya di persimpangan jalan yang terdapat mobil yang menuju magelang (Ongkos dieng- wonosobo 10k).
 Dari pertigaan ini,kami menaiki mobil  ¾ yang ukuranya lebih besar dari mobil yang baru kami naiki. Tak terlalu lama,mobil  langsung melaju  menyusuri kota wonosobo,sesampainya di jalan kertek (masih di wilayah wonosobo) kami memutuskan untuk turun karena tergiur spanduk  yang bertuliskan “mie ongklok “ di salah satu warung makan.Tak hanya mie ongklok saja yang memaksa kami turu dari mobil, tapi jajaran toko yang memajan aneka makanan ringan oleh-oleh khas wonosobo juga ikut memprovokasi kami untuk turun. Kami mampir di salah satu warung dan memesan dua porsi mie ongklok dan seporsi sate kelinci. Rasa mie ongklok sendiri tak terlalu cocok dengan lidah saya,namun karena perut lapar jadi tetap saya coba untuk menikmatinya(baca:menghabiskanya). Untuk dua porsi mie ongklok dan seporsi sate kelinci,kami cukup merogoh kocek 23k. Setelah kenyang  dengan  mie ongklok,kami mampir ke toko sebelah yang menjual aneka makan ringan untuk oleh-oleh. Saya langsung jatuh cinta dengan manisan carica saat pertama kali mencobanya (rasanya maknyus). Selesai dengan oleh-oleh,kami kembali menunggu mobil yang akan membawa kami ke magelang.
 Sekitar 30 menit menunggu,ahirnya lewat juga mobil yang kami tunggu. Tarif Dari wonosobo menuju magelang 12k dengan waktu tempuh sekitar 2 jam,melewati beberapa kota dan salah satu di antaranya temangung. Sepanjang perjalan dari wonosobo menuju magelang,kita akan di suguhi pemandangan yang menakjubkan,dari perkebunan teh,perbukitan,lereng-lereng curam dan  udara yang sejuk terus menemani sepanjang perjalanan. Gunung sindoro juga nampak terlihat jelas dari dalam mobil.
Sekitar pukul  14, kami sudah sampai di terminal magelang. Dari sini kami melanjutkan perjalanan menggunakan bis dengan tarif 8k menuju jogja (terminal jombor). Setelah menempuh perjalan sekitar 1,5 jam,kami sampai di terminal jombor. Sore itu hujan lebat menguyur  jogja ,sembari menunggu hujan cukup reda, kami mengisi perut  di warung yang berada  di salah satu pojok terminal.
Selesai dengan urusan mengisi perut,kami menuju halte trans jogja untuk melanjutkan perjalanan menuju malioboro. Dengan membayar 3k/ orang,kita akan di antar ke seantero jogja mengunakan bis transjogja (inilah salah satu yang membuat saya cinta jogja,transportasinya mudah dan murah). Dari halte terminal jombor, saya menggunakan bis trans jogja no 2A (kalo gak salah) menuju malioboro *setiap bis memiliki nomor tersendiri dengan trayek yang berbeda,sebelum naik ada baiknya bertanya lebih dulu. Sekitar 30 menit menaiki trans jogja,saya sampai di tujuan. Tapi sayang,kami tidak bisa turun di halte jalan malioboro,melainkan harus turun di halte jalan mangku bumi , karena di jalan malioboro sedang banyak wisatawan hingga mobil di larang melintas. Dari halte mangku bumi,saya harus berjalan sejauh sekitar 1 Km untuk sampai di jalan sosrowijayan (pusatnya penginapan murah di jogja) tapi untunglah saat itu hujan sudah mulai reda.
Sesampainya di jalan sosoro wijayan,saya langsung menuju penginapan selekta yang pernah saya singahi  sekitar satahun yang lalu. Namun saya terkejut dengan harga yang di tawarkan 150k/ malam tanpa sarapan,cuma satu tempat tidur dengan ukuran kamar yang sangat kecil.
Fyi : jalan sosrowijayan memiliki berbagai macam penginapan dari kelas melati sampai yang berbintang,taripnya mulai dari 50k untuk kelas melati (hostel). Jika anda ke jogja menggunakan kereta api ekonomi (kereta berhenti di satsiun lempuyangan),anda bisa berjalan menuju sosrowijayan (tapi jika tak ingin cape,bisa menggunakan ojek di area satsiun (bayar 5-10k). Dan jika anda ke jogja menggunakan pesawat,dari bandara tinggal naik transjogja dan nanti turun di halte malioboro.
Kami tinggalkan selekta,dan mulai berkeliling mencari penginapan yang murah lainya. Tapi sayang,semua penginapan yang kami sambangi di sosrowijayan sudah penuh (maklumlah sekarang kan tanggal 1 januari). Di tengah ke bingungan dan kelelahan,tiba-tiba hujan kembali turun denga lebat,kami berteduh di salah satu emperan toko. Karena hujan tak kunjung reda dan hari semakin gelap,kami memakai pakaian tempur (jas hujan) menuju hotel di sebelah pasar bringharjo (hotel pantes) namun hotel ini juga sudah ter isi penuh. Dari sini kami berjalan menuju jalan dagen berharap ada kamar kosong yang cocok di kantong,namun tak kunjung ada. Badan mulai terasa lelah karena  terus berjalan membawa  tas punggung yang mungkin beratnya sekitar 10kg. Dari jalan dagen,kami  berjalan menuju jalan pasar kembang dan alhamdulilah dapat kamar yang pas di kantong. Kami menginap di losmen shinta,tepat di depan stasiun tugu,dengan tarif 110/ malam(sepertinya harga ini bisa jauh lebih murah jika di hari biasa). Kami mendapat dua tempat tidur dan kamar mandi di dalan plus kipas angin.
Malam menjelang,selesai mandi dan beres-beres, kami  menuju angkringan kopi jos. Sebenarnya saya sangat malas untuk ke luar kamar dan harus jalan-jalan di tengah hujan. Namun karena teman saya sangat penasaran ingin menikmati kopi jos,saya pun terpaksa memaksakan diri mengantarnya menuju angkringan kopi jos(tentu  masih dengan pakaian tempur masing-masing / jas hujan).
Suasanan angkringan kopi jos malam itu sangat sepi (ya iyalah hujan lebat gini sipa yang mau nongkrong di sini,yang ada nanti malah hujan-hujanan). 
Selepas menikmati kopi jos yang melegenda (padahal rasanya biasa aja), kami berjalan menuju tugu jogja. Hujan semakin deras,tapi kami teteap bejalan dengan riang. Sesampainya di tugu jogja,saya mendapati suatu situasi yang sangat berbeda. Tak ada seorang pun di tugu jogja saat itu,hanya ada kami saja berdua yang asik berpoto di tengah guyuran hujan,hahah *kayak orang gila. Setelah puas bernarsisi ria,kami pulang ke penginapan.
Besoknya kami bangun pagi-pagi sekali,karena akan berburu tiket kereta ekonomi tujuan jakarta. Dari jalan kembang,kami berjalan menuju stasiun lempuyangan yang cukup jauh(berbekal google maps tentunya). Sesampainya di setasiun,ternyata sudah sangat banyak orang yang mengantri memesan tiket kereta api. Di loket tertulis jelas bahwa tiket kereta api progo tujuan jakarta sudah ludes terjual sampai tanggal  7 januri (sejak di berlakukannya larangan penjualan tiket  tanpa tempat duduk untuk kereta ekonomi, sekarang jadi agak susah membeli tiket). Karena tak mendapat tiket,kami putuskan untuk naik bis saja.
Dari stasiun lempuyangan,saya berjalan menuju halte transjogja terdekat dan melanjutkan perjalanan ke terminal giwangan (kata tenan saya bis-bis yang ke jakarta,bekasi,karawang berada di terminal ini). Setelah transit beberapa kali,kami sampai juga di terminal giwangan,saya kaget melihat betapa sepinya terminal ini. Tak nampak bis-bis dari luar kota. Karena ragu akan keberadaan bis yang ke karawang,kami putuskan untuk ke terminal jombor dan mencari di sana. Untunglah kami belum keluar dari halte trans jogja,jadi kami tak usah bayar lagi untuk menuju terminal jombor,hehe.
Sesampainya di terminal jombor, kami langsung menghampiri beberapa agen bus. Setelah mendapatkan tiket bus seharga 100k/ orang dengan keberangkatan jam 5 sore, kami kembali ke penginapan buat cek out. Karena jam 5 sore masih lama, saya berinisiatif untuk mengajak teman mengelilingi malioboro, membeli beberapa oleh-oleh di pasar bringharjo (mie basah dan  pecel di depan pasar enak banget *wajib di coba), kemudian di lanjut  mengelilingi keraton, taman sari,  sampai alun alun selatan, tentu saja dengan berjalan kaki. Dari alun-alun selatan (setelah mencoba melewati beringin kembar dengan menutup mata), kami kembali menyusuri jalan yang tadi kami tempuh. Sampai ahirnya kami sampai di halte transjogja di dekat kantor pos,dari sini kami melanjutkan perjalanan ke jombor menggunakan transjogja. Dan kembali ke karawang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar