merapi saat ini |
Senja menyapa, saat kaki saya langkahkan keluar gerbong kereta api parmex, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1jam dr stasiun wonosari solo menuju stasiun lempuyangan jogja. Saya mulai berkeliling stasiun mencari sudut untuk beristirahat n mengisi perut. Saya senghaja menjadikan jogja sebagai tujuan ahir saya, setelah bertualang di pacitan n solo. Awalnya saya mau melanjutkan petualangan ke boyolali n semarang namu karna beberapa hal saya urungkan niat itu. Setelah perut terisi n kaki mulai gak betah diam, saya mulai melangkah keluar stasiun ,n berjalan menyusuri jalan raya di depan stasiun serta mencari tempat teduh untuk menunggu teman yg akan menjemput saya. Setelah menunggu 30menit teman yg saya tunggu pun tiba.
Sebenarnya saya tidak mengenal secara pribadi teman yg akan mengajak saya jalan2 n menampung saya selama di jogja ini, dia teman yg baru saya kenal di dunia maya,namanya tri irawan,pemuda asal bantul yg ramah n kocak abis, qta langsung akrab begitu saja saat pertama kali bertemu.hahaha
view bukit bintang |
Sebelum melanjutkan petualanagan qta putuskan untuk kerumah mas tri, istirahat sebentar n bersih2. Begitu tiba di rumahnya saya di sambut hangat oleh kelurganya yg ramah n bersahaja. Setelah mengisi perut n bersih2, qta memacu motor menaiki jalan yg berliku2 menuju bukit bintang, jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah mas tri hanya sekitar 15menit, bahkan bukit bintang pun dapat terlihat di rumah mas tri.
Setelah memarkir motor di salah satu sudut warung yg banyak berderet di sepanjang jalan yg langsung berbatasan dengan jurang yg menyuguhkan kemerlap kota jogja malam hari, qta pun memilih duduk di pojokan warung yg tepat menghadap kota jogja. Malam itu langit tidak terlalu cerah, di beberapa sudut langit menggantung awan hujan,namun itu tak menghalangi keindahan kota jogja yg semarak berpendar keemasan. Beberapa kali menyaksikan pesawat yg mendarat membuat view semakin indah di pandang mata. Namun saya memutuskan untuk mengahiri kunjungan saya di sini n kembali menuju rumah mas tri, karna mata sudah tak bisa di kompromi lagi n lelah tak bisa di tolak, padahal sekarang masih pukul 8malam. Setlah sampai rumah saya langsung terlelap ke alam mimpi...hahaha
puing2 bekas rumah |
zzZZzz....
Matahari menjemput mimpi saya terlalu cepat n memaksa untuk menyapa air dingin yg membasuh tubuh saya. Setelah sarapan,saya pamit sama keluarganya mas tri. Qta memulai perjalanan ke merapi setelah sebelumnya mampir dulu ke stasiun lempuyangan untuk membeli tiket kereta api progo. Perjalanan bantul-merapi di tempuh kurang lebih 2jam. Tepat pukul 10:30 qta memarkir motor di kinahrejo desanya almarhum Mbah Marijan(juru kunci gunung merapi) yg sekarang sangat ramai di kunjungi turis domestik n mancanegara, tiket masuk kesini 8rb/2orang+motor. Perjalanan kesini sangat mengesankan buat saya,mungkin buat sebagian orang sedikit mengerikan melihat puing2 pondasi rumah yg nyaris rata dengan tanah. Pohon2 besar berwarna hitam yg berbentuk seperti arang menjulang tanpa ranrting n daun,beberapa di antaranya tumbang,n gundukan pasir berhias batu2 besar yg di muntahkan mulut merapi.
ketebalan pasir yg menutupi aspal jalan |
Qta mulai menyusuri jalan raya menanjak yg tertutup pasir, menapaki setiap jengkal dusun yg lululantak menjadi sebuah padang luas n mengerikan. Semuanya rata tanpa pohon2 besar,padaha dahulu ini adalah kampung yg banyak di huni warga n di hiasi pohon2 besan yg menjulang tinggi,namun sekarang hanya di jumpai semak belukar yg mulai menata hidup mereka kembali setelah terjangan awan panas merapi november taun lalu n bibit beberapa jenis pohon yg mulai di tanam oleh sukarelawan. Jurang menganga lebar sekitar 5-10meter di sebelah kanan n kiri jalan, Batu2 besar masih mendominasi isi jurang n puing pohon2 besar pun ikut serta. Begitu melihat kebelakang, kota jogja terhampar luas, samar2 terlihat bangunan2 yg padat di pusat kota.
akibat awan panas semuanya rata, padahal dulu di tumbuhi pepohonan |
Hari itu cuaca cukup cerah berawan, langit berwarna biru cerah dan dihiasi awan2 putih yg berenda berkejaran. Angin sepoi2 menerpa n menemani petualangan kami. Namun puncak merapi tampak malu menujukan dirinya,dia tetap bersembunyi di balik kabut hitam. Entah kenapa setiap mendatangi merapi dia terkesan enggan menyapaku dengan puncak indahnya,ini adalah kedatangan saya untuk ke dua kalinya ke merapi setelah sebelumnya agustus tahun 2010,namun apes belum bisa melihat puncaknya indahnya jg..hahah
mobil yg menjadi korban keganasan awan panas |
Kami berjalan semakin jauh ke atas meninggalkan jauh parkiran motor di bawah. Ahirnya kami pun sampai di bekas rumah almarhum Mbah Marijan. Rumahnya sudah tidak ada hanya sebuah petak lahan kosong yg di pagari bambu n ditengah2 terdapat sebuah bangunan kecil yg menujukan tempat wapatnya Mbah Marijan, sontak susana pun menjadi hening. Tepat di sebelah kanan ada sebuah jurang yg bertaburan batu2 raksasa, nampaknya ini adalah bekas sebuah sungai yg di aliri awan panas n sekarang di aliri lahar dingin saat hujan lebat terjadi di puncak merapi. Sempat lama saya termenung di sana,membayangkan apa yg terjadi saat detik2 awan panas menyapu desa ini.
bekas rumah alm. Mbah Marijan |
Setelah puas mengexplor setiap sudut desa, saya putuskan untuk turun menuju parkiran n melanjutkan perjalanan ke stasiun lempuyangan,untuk kemudian menaiki kereta yg akan mengantar saya pulang ke karawang..
C u merapi,kelak aku akn melihat mu lagi,lebih indah n lebih hijau dr saat ini n saat itu tiba jangan ragu untuk menujukan utuh diri mu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar