Minggu, 26 Agustus 2012

Sehari Menjelajah Tana Toraja (part 1)

Tana Toraja, nama yang sudah tak asing lagi di telingan saya. Sebuah kabupaten di utara sulawesi selatan ini menyajikan wisata budaya dan sejarah yang bikin bulu kuduk merinding. Tak hanya itu saja, alam toraja juga sangat memukau untuk di jelajahi.  Beruntunglah saya yang  berkesempatan mengunjunginya meski hanya satu hari saja. Mungkin buat sebagian orang, menghabiskan hanya 1 hari saja di toraja adalah tindakan konyol, mengingat jarak yang harus di tempuh cukup jauh dan biyaya yang di keluarkan pun cukup mahal. Tapi apa boleh buat, saat itu saya  memiliki waktu yang sangat terbatas . Tapi tak apalah, toh saya sudah cukup puas dengan kunjungan 1 hari saya di toraja.
Sore itu, setelah menempuh perjalanan panjang dari tanjung bira selama 4,5 jam , saya sampai juga di kota makassa (terminal malangkeri) . Dari terminal saya menuju rumah seorang teman menggunakan pete-pete (sebutan untuk angkot di kota makassar). Karena keberangkatan bis litan n co(bis yang akan ke toraja) untuk kelas ekonomi terahir baru nanti malam(untuk kelas ekonomi terahir jam 7 malam, sementara untuk kelas exsekutif jam 9 malam), jadi saya punya sedikit waktu untuk mengelilingi kota makassar dulu bersama daeng awi(teman saya dari makassar backpacker).
rotterdam
Setelah mandi dan istirahat sebentar,kami arahkan  motor menuju benteng rotterdam yang belum sempat saya singgahi pada hari pertama kedatangan saya di makassar. Untuk memasuki benteng ini setiap pengunjung  di haruskan mengisi buku tamu dan membayar tiket masuk. Sebenarnya saya bukanlah orang yang suka sejarah, alasan saya memasuki benteng ini hanya sekedar ingin tahu saja,jadilah di dalam komplek benteng saya hanya berjalan – jalan tanpa tujuan. Puas mengelilingi benteng,saya dan awi mengunjungi pantai losari untuk sekedar mencicipi  pisang epe (yang ternyata rasanya tak begitu istimewa di lidah saya). Sore itu pantai losari masih begitu ramai oleh pengunjung, persisi seperti kedatangan saya pada beberapa hari yang lalu.
Puas mengamati tingkah orang orang yang ada di pantai sore itu, saya minta di antarkan menuju agen bus lita n co karena takut ketinggalan bis ekonomi yang ke toraja.  Saya memilih bis lita n co untuk menemani perjalanan saya ke tana toraja karena bis ini sudah banyak di rekomendasikan oleh orang-orang yang pergi ke toraja,sebenarnya bis yang ke toraja bukan lita n co aja. Tarif bis lita n co untuk kelas ekonomi  waktu itu  90k (harganya jadi sangat mahal, padahal menurut info dari teman-teman yang pernah ke toraja. Harga bis ekonomi di patok 70k-80k saja,mungkin sekarang masih suasana idul fitri atau memang tarif nya sudah naik jadi segitu, entahlah. Yang jelas bulan itu (agustus) bis lita n co tidak menerima pembookingan tiket melalui telepon (no telpon agen bis lita n co : 0411-442262) yang biasanya bisa di lakukan pada bulan – bulan lain).Sesampainya di agen bus lita n co dan setelah berpamitan dengan daeng awi, saya segera menuju loket penjualan tiket. Begitu tiba di depan loket dan sudah membeli tiket, saya di suruh buru –buru naik ke dalam bis karena bis akan segera berangkat. Bis melaju meninggalkan kota makassar  tepat pukul 19 malam,waktu itu hanya saya sendiri penumpang yang berada di dalam bis sampai ahirnya bertambah menjadi  5 orang  begitu memasuki terminal daya (salut sama bis lita n co, meski saya seorang diri saat itu tapi bis tetap berangkat on time, gak pake ngetem). Sebenarnya di agen bus lita n co ini kita bisa membeli tiket untuk kepulangan juga (belinya bisa pulang pergi) tapi karena tadi di buru – buru jadilah saya lupa membeli tiket  untuk  pulang,hahaha.
Mesjid di Rantepao

Karena badan yang sangat cape, saya pun hanya menghabiskan waktu selama  perjalanan menuju toraja untuk tidur saja, bahkan saat bis berhenti untuk istirahat (penumpang yang lain turun, ada yang makan,beli oleh-oleh atau sekedar ke toilet) saya malah diam saja di dalam bis, udah pewe,haha. Fyi aja, meskipun bis yang saya tumpangi ini kelas ekonomi tapi jangan bayangkan bis ekonomi di pulau jawa ya. Karena bis ini sangat nyaman dengan pormasi kursi 2-2, bisa di bilang bis di sini keren keren jika di bandingkan dengan bis di jawa.
Sekitar pukul 4.30 pagi bis yang saya tumpangi sampai di (di tempat agen bis lita n co) kota rantepao. Sebelum sampai toraja, setiap penumpang bis akan di tanyai mau turun di mana, jadilah pagi itu hanya ada 3 orang saja yang turun bersama saya di rantepao,sementara penumpang lain sudah turun di sepanjang jalan menuju rantepao. Pagi itu udara dingin begitu terasa menusuk tulang,saya baru tau kalau ternyata udara di toraja berhawa dingin. Karena masih pagi dan sangat sepi saya bingung mau ngapain,mau cari rental motor pun sudah pasti belum ada yang buka.  Tiba – tiba dari kejauhan saya melihat gerombolan ibu yang memakai atasan mukena dan bapak – bapak yang membawa sajadah lengkap mengenakan sarung dan peci. Untuk sekejap saya mulai bertanya – tanya, sebenarnya mereka itu siap?? Apa mungkin warga tana toraja. Karena jujur saja, sebelum memulai trip ke toraja ini di pikiran saya terpatri kuat kalau di toraja itu gak ada muslim,gak ada mesjid, dan susah makanan halal (dasar otak sempit,hahaha). Karena saya mau melaksanakan solat subuh, saya pun mengikuti mereka. Sampai pada ahirnya satu persatu dari mereka masuk ke rumah masing – masing, barulah saya sadar kalau mereka bukan mau solat ke mesjid,tapi mereka baru saja melaksanakan solat subuh *tepok jidat,hahah. Saya pun memutar arah menuju tempat mereka pertama kali saya lihat dan di sanalah saya mencari keberadaan mesjid. Dan bertemulah saya dengan sebuah mesjid yang cukup besar dan unik yang sedang di renopasi,kenapa unik? Karena di depan masjid ini ada unsur bangunan tongkonan (rumah adat toraja). Tips : untuk menuju mesjid ini cukup mudah. Dari depan kantor agen bis lita n co berjalanlah ke arah kiri menyusuri trotoar,nanti ada persimpangan jalan tetap lurus setelah itu ada perempatan jalan belok kiri, nah itulah mesjidnya. Jaraknya mungkin hanya sekitar 500 meter saja. 
Beginilah kira - kira peta Rantepao
Pagi itu cuaca di rantepao sedikit mendung, jadi meski sudah jam 6:30 pagi matahari tak nampak. Dari mesjid saya kembali berjalan menuju tempat agen bis lita n co dan terus berjalan ke belakan bangunan  pasar tradisional. Pagi itu belum nampak aktifitas warga / pasar. Karena hari ini adalah hari minggu mungkin mereka akan ibadah dulu ke gereja setelah itu baru lah memulai aktifitasnya. Tepat di belakang bangunan pasar (agen bis lita n co) ada komplek Rantepao Art Centre. Saya pun melihat sekeliling komplek ini sembari menunggu bukanya rental motor yang akan saya pergunakan hari ini (rental motor baru buka jam 7:30 pagi). Puas mengelilingi komplek Rantepao Art Centre, saya berjalan menuju gereja yang terletak tak begitu jauh dari sana. Karena di dekat gereja itulah (tepatnya depan gereja) ada tempat rental motor yang di rekomendasikan sama teman saya. Saat harga sudah di sepakati dan motor sudah di depan mata,pemilik rental meminta ktp saya untuk di tahan sebagai jamina. Tapi bodohnya, ktp saya sudah expired 5 hari yang lalu,hahaha. Jadilah saya di minta untuk menaruh sim sebagai jaminan,nah kalau ada rajia polisi gimana ya?? Saya pun berinisiatif untuk mempotocopy sim tersebut dan berpamitan sama pemilik rental untuk ke tempat fotocopy sebentar. Tapi sial, tempat fotocopyan yang sepertinya satu-satuny di daerah itu tutup. Tapi beruntunglah saya bertemu dengan ojek yang menunjukan rental motor yang jauh lebih murah dan saratnya jauh lebih gampang , jaraknya pun tak begitu jauh dari tempat saya sekarang berdiri. Dari pada harus mencari tempat fotocopy yang lain,ahirnya saya pun memilih untuk menyewa motor di tempat yang di sarankan pak ojek (sebelumnya dia nawarin diri buat mengantar saya berkeliling ke objek wisata yang ada di toraja,tapi saya menolaknya dan memilih untuk berkeliling sendiri saja, alasannya sudah pasti bisa di tebak dong? biar lebih murah,hehehe).
Rantepao Art Centre
Di tempat rental motor ini (letaknya di depan penginapan wisma maria menyatu dengan warnet), saya  menyewa motor matik (beat) untuk satu hari hanya di bandrol 60k saja,dan ktp saya yang sudah kadaluarsa pun tidak di permasalahkan. Beda sekali dengan rental motor yang pertama saya kunjungi, karna di tempat rental itu tarif peminjaman di hitung berdasarkan jam . Berbekal arahan dari pemilik rental tentang arah menuju Ke’te Kesu,sayapun melaju membelah jalanan rantepao yang sunyi.

5 komentar:

  1. haloo...mas...bsk pebruari saya rencana mo ke toraja (solo trip aja)...klo boleh infoin donk mas klo ada no.tlpn rental motor di rantaepao. thx mas...

    yoga
    087832437776

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah gak ada mas, saya lupa untuk mencatatnya :)

      Hapus
  2. @om yogo: saya feb juga mo ke tanatoraja... semoga kita bertemu disana

    BalasHapus
  3. Mas, rental motornya namanya apa ya? Jauh ga dari rantepao art centre?

    BalasHapus
  4. makasih mas, berkat info anda saya bulan lalu jalan ke toraja sehari juga...napak tilas perjalanan anda walau tidak ke semua lokasi

    BalasHapus