Jumat, 04 November 2011

Karawang-Sotta; Perjalanan Menguras Emosi


 Ahirnya waktu yang di tunggu pun tiba, sudah lebih dari satu tahun saya merencanakan perjalanan ini,perjalanan terjauh n terlama(total 12 hari). Dan ini adalah Perjalanan pertama saya ke luar pulau jawa n menggunakan pesawat(seumur umur belum pernah naik pesawat#nora ya,,hahah). Cuaca yg tidak menentu ahir-ahir ini tak sedikit pun mengurangi rasa antusias saya untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Setelah berpamitan sama keluarga, saya pun melangkahkan kaki memenuju terminal bis yang akan membawa saya ke jakarta(tepatnya ke terminal tanjung priuk). Berhubung saya lagi gak akur dengan sodara saya, jadi harus ngangkot dari rumah ke terminal bis dan parahnya lagi angkotnya lamaaaaaaa banget.  Jam 14:30 baru dapat angkot padahal nunggunya dari jam 14:00 *resiko punya rumah di kampung jadi sulit akses ke kota. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit saya sampai juga di tempat bis,beruntung ada bis yg sudah standby jadi gak terlalu nunggu lama. Tapi  tetap saja bisnya sering ngetem di sana sini yang membuat perjalanan menjadi   lama, udah satu jam  duduk di dalam bis namun bisnya blm juga keluar dari wilayah karawang,,huuuhh,,


Sepanjang perjalanan tidak ada hal yang bisa di lakukan selain terus menerus melihat jam tangan n memastikan saya tidak akan terlambat sampai di bandara. Keadaan  lalulintas di ruas tol jakarta-cikampek saat  itu sangat ramai sehingga bis yang saya tumpangi tidak mampu melaju dengan kencang n di beberapa titik terjadi kemacetan yang tidak begitu parah namun cukup bikin hati saya ketar ketir. Begitu memasuki ruas tol dalam kota barulah kemacetan sesungguhnya di mulai, namun saya tetap meyakinkan diri saya bahwa saya tidak akan terlambat dan akan sampai di bandara sebelum pukul 18:30 maksimal.  Saat waktu menunjukan pukul 17:00 saya jadi semakin panik karna bis yang saya tumpangi belum juga sampai di terminal, dan kepanikan saya semakin menjadi saat menerima sms dari pak priyo. Saya memang bertanya pada beliau berapa lama waktu yang di butuhkan dr terminal tanjung priuk ke bandara sotta,  kebetulan rumah beliau tidak terlalu jauh dari tanjung priuk n beliau pun sering pulang pergi ke bandara. Ini lah isi sms beliau yg bikin saya panik: “tergantung kondisi trafic, bisa 20 menit bisa 2 jam”  . Melihat kondisi jalan tol yang padat merayap membuat jantung saya semakin berdegup kencang. Semua pikiran negatif berseliweran di kepala saya,apalagi beberapa hari yang lalu saya mimpi ketinggalan pesawat. 

Pukul 17:35 bis yang saya tumpangi baru sampai di terminal. Tanpa pikir panjang saya langsung berlari ke tempat bis damri yang biasa ngetem di terminal,namun saat saya tiba di tempat yang di maksud saya tidak melihat tanda tanda bis damri. Setelah tanya orang yang ada di situ, saya di beri tahu bahwa tempat mangkal damrinya udah pindah ke tempat lain, namun jaraknya tidak terlalu jauh. Saya berlari lagi ke arah tempat damri yang lagi ngetem n saya menemukan damri kosong yang lagi ngetem, yang artinya saya sudah ketinggalan damri  yang baru saja berangkat, karna bis damri di sini berangkat setiap 30 menit yang artinya bis sudah berangkat tadi pukul 17:30 dan saya harus menunggu sampai pukul 18 untuk di berangkatkan ke bandara. Namun tuhan itu baik, dari kejauhan saya melihat sebuah damri yang berangkat pukul 17:30 sedang terjebak macet  di pertigaan jalan dekat pintu keluar terminal menuju arah ancol. Saya pun berlari menerobos beberapa kendaraan yang sedang ke jebak macet. Namun apes sebelum saya berhasil menjangkaunya  bis damri ke buru bebas dari jebakan macet dan saya pun ketinggalan bis,huft.....
   
Namun beruntung ada  ojek yang menawarkan  diri buat mengejar bis itu,tanpa basa basi saya langsung duduk n dengan nada sedikit tinggi karna panik saya meminta bapak ojek itu buat ngebut mengejar bis damri yg melaju kencang. Sukurlah mobil damri pun terjebak macet lagi di sebuah pertigaan. Bapak pengendara ojek pun menggedor mobil damri n memberitahukan bahwa saya akan naik damri. Setelah mengucapkan terima kasih n membayar  jasa ojek saya pun masuk ke mobil damri, hal ini  sedikit meredam rasa kawatir saya. Saat bertanya pada bapak kondektur damri, kapan damri ini sampai di bandara?  bapak itu menjawab bahwa bis ini akan sampai kurang lebih satu jam. Saat itu waktu menunjukan pukul 17:45, yang artinya kalo kata bapak itu benar,saya akan sampai di bandara pukul 18:45 padahal conter cek in sudah akan tutup pukul 18:30. Saya hanya bisa berdoa semoga jalanan tidak macet(walaupun rasanya sangat mustahil),semoga perjalanannya kurang dari satu jam n semoga pesawatnya delay. Saya pun mencoba menelpon costemer servic(CS) maskapai yang saya pakai, sepertinya mba-mba CS pun ikut-ikutan panik mendengar posisi saya yang masih jauh dari bandara n waktu yang sempit. Beruntung(lagi) karna saya tidak ada bagasi n sudah self cekin jadi mba CS menyarankan saya langsung bayar airport tax n ke ruang tunggu. Mendengar penjelasan mba CS membuat semangat saya sedikit pulih n terus berharap saya gak akan ketinggalan pesawat.  Namun harapan itu musnah ketika saya melihat mobil-mobil yang merayap di jalan tol, bahkan kemacetannya jadi semakin parah. Seketika badan ini jadi lemes n tak ingin berharap, rasanya seperti di hisap Dementor, hahaha.
Selain terduduk lemas saya hanya bisa memandang langit yang mendung n pemandangan ibukota yg gemerlap. Rasanya tak ingin berharap sesuatu lagi, tapi alhamdulilah masih ada temen yang terus memberi dukungan n semangat (thank buat andika). Pukul 18:41 mobil damri baru keluar dari jalan tol dan mulai memasuki kawasan bandara,namun lagi lagi kondisi jalanan yang ramai  memaksa  mobil damri tak mampu melaju dengan kencang. Tepat pukul 18:50 mobil yang saya tumpangi tiba di terminal 3 bandara soekarno hatta. Dengan sekuat tenaga saya lari ke dalam bandara, namun karna baru pertama kali ke terminal 3 jadi saya gak tau harus lari ke arah mana. Di tengah rasa panik dan bingung menentukan arah, saya bertemu dengan petugas bandara yang memberi arah. Saya lari ke tempat pembayaran airport tax , begitu sampai di tempat pembayaran airport tax saya mendengar dari pengeras suara bahwa pesawat air asia yang akan saya tumpangi delay sampai pukul 20(thank ya allah). Seketika perasaan pun sedikit plong n berubah senang,namun hal itu tidak mengendurkan langkah kaki saya untuk terus berlari menuju runga tunggu. Saya sama sekali tidak mempedulikan mata orang-orang  yang memandang saya. Dalam pikiran saya,saya harus sampai di ruang tunggu secepat mungkin. Alhasi saat sampai tempat perivikasi tiket, saya ngos-ngosan dan di tanya sama petugasnya “mas kenapa”, saya hanya bisa tersenyum dan berkata “gak apa-apa mba”, sambil menuju ruang tungu dan beristirahat.

ruang tunggu terminal 3 bandara sotta

ahirnya sampai juga,,hehe
Sumpah ini awal dari sebuah petualanga yang begitu berkesan walau harus spot jantung,,,,,,hahaha

2 komentar:

  1. tapi sumpah din pas ngejalaninnya bikin lemes,,, tp saat semua terselesaikan dengan baik jd pengalaman yg berkesan,,,hahah

    BalasHapus